Rabu 04 Aug 2010 01:09 WIB

Rumah Aspirasi Juga Bisa Dibangun dengan Uang Sendiri

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Budi Raharjo
Budiman Sujatmiko
Foto: Republika
Budiman Sujatmiko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menyerap aspirasi masyarakt tidak harus bermodalkan anggaran negara. Lihat saja cara yang dilakukan anggota DPR, Budiman Sujatmiko.

Tanpa banyak mengeluh dan meminta kepada negara, politikus PDIP itu membangun rumah aspirasi untuk menyerap suara rakyat dengan bermodalkan kantong sendiri. Di awal Oktober 2009, dia membangun rumah aspirasi  di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Budiman cukup membutuhkan satu rumah untuk menyerap aspirasi dua kabupaten yang menjadi daerah pemilihannya di kabupaten Banyumas dan Cilacap. Rumah itu dilengkapinya dengan beberapa orang yang mewakilinya. ''Semacam agen,'' kata dia, di Jakarta, Selasa (3/8).

Satu orang perwakilannya berada di Cilacap timur, satu lagi di Cilacap barat. Laporan dari para agen kemudian dikumpulkan untuk dibahas di level daerah pemilihan di rumah aspirasinya. Untuk membiayai rumah aspirasi, Budiman mengaku merogoh koceknya sendiri sebesar Rp 20 juta per bulan. Artinya ia mengeluarkan 240 juta setiap tahun untuk membiayai operasionalnya.

Budiman menjelaskan, biaya sebesar itu dipakai untuk menggaji tujuh orang staf plus biaya listrik dan operasional lainnya. Sedang biaya sewa rumah tersebut sudah dibayarnya di muka sehingga tidak masuk dalam komponen operasional.

Biaya untuk membangun rumah aspirasi, dikatakan Budiman, tidak akan berjalan semurah itu bila tidak mempunyai jaringan di bawah. Kepada anggota dewan lainnya, yang diusulkan menerima anggaran rumah aspirasi sebesar Rp 200 juta hingga hampir Rp 390 juta per tahun, ia menyarankan untuk memperluas jejaringnya terlebih dulu. Berjejaring dipandangnya penting agar rumah aspirasi tidak sekadar menjadi tempat menumpuk proposal yang masuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement