REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Diplomasi kebudayaan nasional memerlukan manajemen moderen dan melibatkan berbagai kalangan di masyarakat, sehingga Kementerian Luar Negeri harus mendapatkan kenaikan anggaran, kata mantan Duta Besar RI di Australia, Sabam Siagian.
"Peran diplomasi kebudayaan tidak kalah pentingnya dengan operasi militer, bahkan di masa tenang seperti sekarang dan di tengah kebijakan soft power, maka diplomasi kebudayaan sangat penting dan memerlukan biaya besar," ujarnya di Kafe d'consulate, Jakarta, Jumat.
Dalam diskusi serial bulanan (diserbu) "Semangat Indonesia, Diplomasi Kebudayaan" yang diselenggarakan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Metro TV dan Djarum Bakti Budaya itu, Sabam berpendapat, keberhasilan diplomasi kebudayaan sangat berdampak positif dan jangka panjang bagi kepentingan nasional.
"Salah satu caranya adalah kita melihat peta bahasa, yang akan menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dapat menjadi modal kita memiliki pengaruh yang kuat di sebagian besar negara Asia Tenggara, Timor Lorosae dan Australia," ujar salah seorang pendiri surat kabar Sinar Harapan dan the Jakarta Post itu.
Bahkan, Sabam menilai, diplomasi kebudayaan negeri Cina ke Timor Lorosae dan Australia dalam beberapa tahun ini semakin gencar, dan semakin bertambah penduduk di kawasan tersebut belajar berbahasa dan berlatih kesenian, seperti beladiri, dari Negeri Tirai Bambu.
"Padahal, bahasa dan kebudayaan Indonesia sebenarnya masih punya pengaruh yang kuat di Timor Lorosae maupun Australia. Kita jangan lengah karena diplomasi kebudayaan akan berdampak langsung terhadap pengaruh sosial dan ekonomi berjangka panjang," kata salah seorang anggota Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat itu.
Oleh karena itu, Sabam menekankan, kenaikan anggaran untuk pos diplomasi kebudayaan di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan departemen lainnya harus dinaikkan."Ini satu keharusan, agar pengaruh diplomasi Indonesia menjadi kuat," kantanya menambahkan.
Menanggapi pendapat Sabam Siagian, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kusuma Nursiawati mengemukakan, secara umum pihaknya selama ini menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan untuk menjalankan peran diplomasi kebudayaan.
"Memang harus ada dana yang besar untuk melaksanakan diplomasi kebudayaan. Namun, Kemlu selama ini menjalankan manajemen sinergi dengan berbagai kalangan, termasuk kalangan seniman," ujar mantan Kepala Bidang Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) Kedutaan Besar RI di Paris, Perancis, itu.
Kusuma menambahkan, Kemlu RI sudah delapan tahun ini memberikan beasiswa kepada para pemuda untuk menjalankan misi diplomasi kebudayaan, dan secara rutin mengirimkan misi kebudayaan ke berbagai negara.