Ahad 25 Jul 2010 19:12 WIB

Jubir Presiden: Paspamres tak 'Menoyor' Anak

Presiden berboncengan motor dengan pengawalnya. Beberapa Paspampres mengawal di belakangnya.
Presiden berboncengan motor dengan pengawalnya. Beberapa Paspampres mengawal di belakangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru bicara kepresidenan, Julian A Pasha menegaskan, pelaku 'penoyoran' (pemukulan ke bagian kepala) terhadap anak berinisial C pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2010 di Taman Mini Indonesia Indah bukan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

"Setelah melalui invesitgasi, dipastikan bahwa pelakunya bukan anggota Paspampres," ujar Julian, Ahad (25/7) mengklarifikasi pernyataan Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak (PA), Seto Mulyadi dan pemberitaan media massa tentang 'penoyoran' seseorang terhadap C pada peringatan HAN, beberapa waktu lalu.

Saat itu, Seto mendapat kabar bahwa C mengaku ditoyor pengawal presiden sesaat setelah menyalami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Julian, Paspampres langsung mengusut kasus itu setelah menjadi bahan pemberitaan dan hasilnya tidak ada satu pun anggota Paspampres yang menoyor. Namun Julian tidak menjelaskan identitas orang yang 'menoyor' C.

Julian menegaskan, Paspampres memiliki prosedur pengawasan internal yang ketat dan tertata rapi sehingga tidaklah sulit bagi korps tersebut untuk mengetahui yang dilakukan anggotanya dalam setiap acara yang melibatkan mereka.

Julian berharap Seto meluruskan pernyataannya. Sementara, Seto mengaku sudah dihubungi Istana Kepresidenan. "Berkat respon media Pak Julian Pasha telepon saya, minta klarifikasi, yang mana anaknya tadi kok saya tidak lihat," kata Seto.

Seto balik menyarankan Julian untuk menghubungi korban. "Saya jawab ya sudah, kalau bapak berkenan menelepon yang bersangkutan," katanya.

Psikolog Anak itu mengakun menerima aduan dari seorang anak peserta operet peringatan Hari Anak yang berinisial C (9 tahun) tentang insiden itu.

"Ada seorang anak kecil namanya C, 9 tahun, peserta operet, sehabis salaman dengan Pak SBY tadi, kemudian tidak tahu bagaimana dia `ditoyor` pengawal presiden, sempet keluar, hampir jatuh dan pusing akibat `ditoyor` itu," katanya.

Menurut Seto, seusai menerima pengaduan itu dia telah menyampaikan kepada korban untuk tetap menghubunginya jika ada masalah. "Saya juga menghibur C, mungkin petugas tadi kesenggol atau tidak sengaja, mudah-mudahan dari penjelasan saya yang bersangkutan tidak terlalu kecewa," katanya.

Seto berharap kejadian itu tidak membuat anak kelas 4 SD itu kecewa berkepanjangan. "Dan saya yakin Pak SBY akan sedih dengan berita itu," katanya.

Seto tidak menjabarkan maksud kata 'toyor', namun Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan 'toyor' atau 'menoyor' dengan memukul.

Julian menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandan Paspampres dan Sekretaris Militer tentang pernyataan dan pemberitaan yang mengaitkan Paspampres dengan insiden di HAN tersebut

Bahkan, Komandan Paspampres Mayor Jenderal Waris, menyatakan kepada Julian bahwa nama baik korps Paspampres bisa tercemar jika terus dikaitkan dengan insiden itu, padahal investigasi menyebutkan Paspampres tidak melakukan itu. "Mereka akan melakukan upaya lebih lanjut, termasuk upaya hukum, jika tetap dikaitkan," ancam Julian.

Meski demikian, Julian menyatakan Istana dan Paspampres menginginkan penyelesaian damai.  Itikad baik itu sudah ditunjukkan Paspampres dengan menemui keluarga C pada malam setelah kejadian. ''Namun pertemuan itu bukan wujud permintaan maaf Paspampres karena mereka tidak terlibat,'' jelas Julian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement