Sabtu 24 Jul 2010 00:54 WIB

Deklarasi Anak Indonesia Dibatalkan, Pembaca Deklarasi Kecewa

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Deklarasi Anak Indonesia yang sedianya dibacakan dalam peringatan puncak Hari Anak Nasional (HAN) 2010 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jumat (23/7), batal dilakukan. Padahal, pembacaan deklarasi itu sudah dipastikan dalam susunan acara dan pernyataan pers tertulis dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).

Peringatan puncak HAN 2010 dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri. Ketika Presiden SBY tiba di tempat acara, Sasana Langen Budaya, acara pun dimulai. Pembacaan deklarasi yang seharusnya dilakukan setelah pemberian penghargaan langsung diisi oleh sambutan Mendiknas M Nuh.

Hal itu membuat dua anak yang sedianya membaca deklarasi menjadi kecewa. Mereka adalah Arif Rahman Hakim dan Maesa Ranggawati Kusnandar. Keduanya masih belum mengetahui mengapa pembacaan deklarasi yang seharusnya mereka lakukan itu dibatalkan. Arif mengatakan, deklarasi itu hasil rumusan 300 anak perwakilan seluruh daerah di Indonesia.

"Pembacaannya padahal cuma lima menit saja, saya kecewa tidak jadi membaca deklarasi," kata Arif. Hal yang sama juga dirasakan oleh Maesa. Deklarasi itu berjudul Suara Anak Indonesia hasil Kongres Anak Indonesia IX 22 Juli 2010 di Pangkal Pinang.

Deklarasi itu terdiri dari delapan bagian. Sebagian besar isi dari deklarasi itu merupakan tuntutan anak Indonesia kepada pemerintah, seperti permintaan untuk menyediakan rumah perlindungan bagi anak telantar dan mendahulukan mediasi sebagai proses penyelesaian kasus anak. Dalam bagian kelima dari deklarasi itu, pemerintah diminta peningkatan APBN bagi alokasi pendidikan.

Selanjutnya, dalam bagian ketujuh dari deklarasi, anak Indonesia bertekad mempersatukan dirinya, termasuk anak-anak di daerah terpencil, terisolir, dan daerah perbatasan. Mereka juga meminta adanya dukungan sarana dan prasarana bagi anak-anak. Di bagian terakhir, anak-anak meminta pemerintah melindungi anak-anak dari bahaya rokok.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengaku belum bisa memberikan komentar terkait pembatalan pembacaan Deklarasi Anak Indonesia. "Saya belum bisa komentar soal itu," katanya. Sedangkan, salah seorang panitia acara yang enggan disebut namanya, juga tidak tahu menahu mengapa salah satu mata acara yang tergolong penting ini menghilang dari susunan acara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement