REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Jumlah pendatang ilegal ke Indonesia dalam sebulan terakhir terus meningkat. Berdasarkan data Kantor Imigrasi I Khusus Bandara Soekarno-Hatta, dalam bulan Juni 2010 ini mereka telah mendeportasi 227 pendatang haram atau ilegal.
Pada bulan-bulan sebelumnya, angka pendatang haram masih jauh di bawah itu. Paspor dan visa palsu menjadi sebab utama pihak imigrasi mendeportasi mereka.
Dua kasus terakhir terjadi pada pekan lalu. Tiga orang warga negara asing ditahan karena menggunakan paspor palsu. Mereka adalah dua warga negara Iran yang menggunakan paspor palsu Bulgaria dan satu orang warga negara Malaysia yang menggunakan paspor Indonesia.
Menurut Kepala Bidang Darinsuk (Pendaratan dan Izin Masuk) dan TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Agus Widjaja, instansinya menahan dua warga Iran yang menggunakan nama Bulgaria, Hristo Hristov dan Mitko Nikolov, saat tiba di terminal kedatangan 2D pada Jumat (16/7) kemarin. Menurut Agus, mereka berdua menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 983 rute Jeddah-Jakarta.
Sedangkan warga negara Malaysia yang menggunakan paspor Indonesia bernama Muhammad Juhfri yang datang menggunakan pesawat Malaysia Airlines pada Ahad (18/7) kemarin. "Ketiganya saat ini masih kita tahan sebelum proses deportasi dilakukan," kata Agus, Selasa (20/7).
Ketiga paspor mereka, tutur Agus, berhasil diketahui kualitasnya saat sistem BCM (border control management) --yang merupakan alat pengecek paspor-- mendeteksi ada tanda-tanda yang menunjukkan ketiga paspor mereka palsu. Namun, sambung Agus, alat tersebut hanya mendeteksi, selebihnya, keterampilan dan kecermatan petugaslah yang menentukan apakah paspor tersebut palsu atau tidak.
Agus menambahkan, ada empat negara yang warganya paling sering kedapatan tidak memiliki kelengkapan keimigrasian. Masing-masing negara Malaysia 26 kasus, Pakistan 19 kasus, Cina 15 kasus, dan Iran 12 kasus.
Menanggapi banyaknya kasus pendatang ilegal tersebut, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Dirman Sukardi, mengatakan Indonesia memang sebuah negara yang letaknya sangat strategis. Karena itulah Indonesia menjadi sebuah perlintasan bagi para pendatang ilegal.
Dirman mengutarakan, para pendatang ilegal tersebut ke Indonesia lebih dilatarbelakangi masalah ekonomi. Mereka umumnya ingin keluar mencari penghidupan yang lebih baik di negara-negara tujuan, termasuk Indonesia.