REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah melakukan operasi pasar beras di daerah-daerah yang menunjukkan kecenderungan kenaikan harga beras bermakna.
"Untuk Manokwari mulai besok," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso usai mengikuti rapat koordinasi mengenai ketersediaan bahan pokok di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, operasi beras juga akan dilakukan di Bengkulu yang kenaikan harga berasnya mencapai 10 persen. kemudian DKI Jakarta yang pemerintah daerahnya sudah mengisyaratkan membutuhkan dukungan operasi pasar beras untuk menstabilkan harga.
Perum Bulog, katanya, juga menyiapkan operasi pasar beras di daerah lain yang harga berasnya cenderung meningkat bermakna. Ia mengatakan saat ini kenaikan harga beras rata-rata di Pulau Jawa sekitar 4,4 persen, sedangkan di luar Jawa kenaikan harga beras sangat bervariasi dengan rata-rata sekitar 2,8 persen.
Kenaikan harga beras di beberapa kota di luar Jawa, kata dia, bahkan mendekati 10 persen. Menurut dia, per 19 Juli 2010 kenaikan harga beras di Manokwari dan Bengkulu mencapai 10 persen, Banjarmasin sebesar delapan persen, Pontianak sebesar sembilan persen, Bandar Lampung hampir delapan persen.
Pemerintah, menurut dia, akan menjual beras dengan harga Rp400 sampai Rp500 lebih rendah dari harga beras di pasaran untuk menstabilkan harga komoditas tersebut. "Kalau mereka turun akan kita turunkan terus sampai kenaikannya tidak lebih dari 10 persen. Kalau bisa kembali ke harga Rp5.000 per kilogram di tingkat penggilingan atau Rp5.060 per kilogram. Sekarang lebih dari itu, hampir Rp5.200 per kilogram di tingkat penggilingan," katanya.
Ia menjelaskan Perum Bulog memiliki stok beras sebanyak 500 ribu ton untuk melakukan operasi pasar. "Itu banyak sekali. Awal tahun lalu saja yang begitu besar hanya butuh 15 ribu ton beras," katanya.
Menurut dia, tahun lalu operasi pasar beras antara lain dilakukan di provinsi Nusa Tenggara Timur, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta dan DKI Jakarta.
Sutarto memperkirakan kebutuhan beras untuk operasi pasar beras tahun ini juga tidak akan lebih dari kebutuhan beras untuk operasi pasar tahun 2009. "Sekarang saya yakin tidak besar karena Agustus akan ada panen," katanya.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, perubahan harga beras biasanya antara lain terjadi karena aspek musiman. "Setelah panen harga turun, sampai Maret-April, kemudian biasanya naik lagi pada Mei-Juli menuju ke panen kedua. Saat panen kedua akan stabil lagi, yakni pada Juli-Agustus," katanya.
Pemerintah, kata menteri, melakukan stabilisasi harga beras dengan melakukan operasi pasar pada titik-titik yang menunjukkan gejala kenaikan harga beras. "Gejalanya yang harus distop supaya tidak terhadi kenaikan diluar tren musiman. Bulog melakukan operasi pasar sesegera mungkin," katanya.
Dalam hal ini, menteri menjelaskan, pemerintah memberikan keleluasaan dan fleksibilitas kepada Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar. Perum Bulog, kata dia, diizinkan melakukan operasi pasar beras di daerah-daerah yang menurut hasil pantauan menunjukkan gejala kenaikan harga beras berlanjut.
"Tidak harus menunggu kenaikan harga mencapai 10 persen," kata menteri.