REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Slamet Effendi Yusuf, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya jangan terburu-buru untuk melakukan reshuffle terhadap Kabinet Indonesia Bersatu II. Setiap menteri harus diberi waktu untuk bekerja dengan baik.
Slamet menyampaikan hal itu menanggapi banyaknya desakan agar pemerintah melakukan perombakan kabinet. ''Ada baiknya Presiden mempertimbangkan waktu sampai Oktober,'' kata Slamet ketika dihubungi, Rabu (14/7).
Slamet ingin agar Presiden memberi waktu kepada para menterinya bekerja maksimal untuk memperbaiki kekurangan. Meski demikian, dia mengatakan, keputusan untuk melakukan reshuffle sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden. ''Presiden itu yang memilih, Presiden yang mengevaluasi, Presiden pula yang menentukan,'' jelasnya.
Menurut Slamet, keputusan untuk melakukan reshuffle jangan dilakukan terburu-buru. Dia melihat, menteri membutuhkan waktu dan penyesuaian dalam menjalankan tugas sejak dia pertama kali menjabat.