REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Para pemuka lintas agama mengecam tindak kekerasan yang dilakukan terhadap para aktivis anti korupsi. Mereka mengungkapkan hal itu pada konferensi pers bersasma di Center for Diaologue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Menteng, Jakarta, Senin (12/7).
Hadir dalam pernyataan bersama tersebut, Abdul Mu'ti dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Benny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jeirry Sumampow dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Trihadi Saptoadi dari World Vision Indonesia (WVI). Para Pemuka Lintas Agama sepakat bahwa tindak kekerasan perlu dihentikan secepatnya dan meminta negara untuk serius menindak para pelaku kekerasan.
''Negara jangan sampai memelihara para bandit,'' tandas Benny. Dia menilai supremasi hukum di Indonesia masih lemah. Ia mencontohkan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, yang sampai saat ini masih belum ada kejelasan pelaku kekerasan tersebut.
Karenanya, terhadap kasus kekerasan yang dialami oleh aktivis Indonesia Corruotion Watch (ICW) dan teror terhadap kantor Tempo, Benny meminta negara mengusut tuntas para pelaku kekerasan. ''Kami berharap pernyatan presiden untuk mengusut tuntas pelaku kekerasan terealisasikan,'' paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Abdul Mu’ti menilai polisi sangat lamban dalam mengindentifikasi pelaku kekerasan itu. Meski sudah lebih dari dua minggu, tapi aparat masih belum ketahuan siapa pelakunya.