Rabu 07 Jul 2010 04:42 WIB

Satpol PP Bukan Untuk Perang dengan Masyarakat

Rep: c22/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rencana pemberian senjata api kepada Satpol PP ditanggapi sejumlah pedagang kaki lima dengan sinis. Mereka mengaku heran dengan rencana ini. Onip, pedagang rokok di Meruya Selatan beranggapan senjata api untuk Satpol PP tidak sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Menurutnya, senjata itu hanya diperuntukkan bagi polisi dan TNI. "Senjata itu kan buat ilmu perang," katanya saat ditemui pada Selasa, (6/7). Sedangkan Satpol PP hanya memiliki kewenangan untuk menertibkan masyarakat atau pedagang kaki lima (PKL) yang membandel.

Artinya, lanjut Onip, senjata itu untuk melawan musuh, bukan masyarakat. "Masa perang dengan rakyat sendiri," kata mantan satpan universitas Mercu Buana ini. Jika senjata api itu diberikan, ditakutkan mereka menjadi semakin brutal.

Apalagi, selama ini citra Satpol PP di masyarakat sudah terlanjur buruk. Onip menceritakan, mereka sering menertibkan tetapi sambil menyita barang-barang dagangan. "Ini sama saja dengan merampok dan mereka seperti penjahat berseragam," katanya.

Kalau pun dibekali dengan senjata, tidak sembarang orang bisa diberi kepercayaan itu. "Bisa saja satpam diberi senjata tetapi ia bertugas di instansi yang rawan perampokan seperti Kementerian Keuangan," katanya.

Sementara itu, Toleh Efendi, pedagang siomay keliling mengaku ngeri jika hal itu benar-benar terjadi. "Pedagang kan bukan penjahat, kenapa petugas yang menertibkan harus dibekali senjata," tanyanya.

Ia mengkhawatirkan jika saat penertiban PKL dilakukan, bukan lagi pendekatan persuasif melainkan penggunaan senjata api. "Saya takut mereka semena-mena dan asal tembak," kata pria asal Garut, Jawa Barat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement