REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Penangkapan terhadap beberapa orang yang diduga teroris tidak akan mempengaruhi pelaksanaan Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli 2010.
"Kami yakin penangkapan beberapa orang yang diduga teroris oleh Polri di wilayah sekitar Yogyakarta tidak akan berpengaruh terhadap pelaksanaan muktamar," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Kamis. Ia mengatakan, muktamar tetap dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan akan dihadiri puluhan ribu orang, baik peserta maupun penggembira yang berasal dari seluruh Indonesia.
Berkaitan dengan hal itu itu, semua pihak diharapkan bisa memberikan restu dan dukungan untuk kelancaran pelaksanaan muktamar, karena kegiatan itu bukan hanya untuk Muhammadiyah, tetapi juga untuk seluruh bangsa. "Semua pihak diharapkan mendukung pelaksanaan muktamar termasuk dari segi keamanan, sehingga perhelatan akbar Muhammadiyah itu bisa berjalan lancar, tertib, dan aman," katanya.
Ia mengatakan, Muhammadiyah secara tegas menentang aksi terorisme dengan bentuk apa pun dan dilakukan oleh siapapun. Terorisme itu tidak ada kaitannya dengan agama, tetapi hal itu sengaja digunakan oleh pihak tertentu yang memiliki kepentingan.
Muhammadiyah juga mengimbau seluruh masyarakat agar bisa menciptakan iklim sosial yang kondusif dan tidak menjadikan terorisme sebagai upaya untuk memecah belah agama. "Mari kita ciptakan iklim yang kondusif, karena kekerasan dan terorisme itu bukan hanya musuh agama tertentu, tetapi musuh semua agama," katanya.
Menurut dia, permasalahan terorisme dalam pandangan Muhammadiyah juga akan dituangkan dalam manifesto pada muktamar. Salah satu hal penting yang diberikan penekanan dan dituangkan dalam manifesto satu abad Muhammadiyah adalah bagaimana Islam bisa tampil sebagai agama yang membawa perdamaian dunia. "Dalam arti luas, Islam harus menjauhkan diri dari segala bentuk kekerasan seperti aksi teror," katanya