REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta mengimbau nelayan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menunda aktivitas melaut karena gelombang tinggi yang mencapai empat meter. "Saat ini di laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cukup tinggi yakni mencapai empat meter sehingga sangat membahayakan bagi perahu nelayan," kata staf Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa, Senin.
Menurut dia, kondisi normal tinggi gelombang di panta selatan berkisar pada satu hingga dua meter.
"Kondisi normal gelombang pantai selatan berkisar satu hingga dua meter, keadaan ini aman untuk aktivitas nelayan khususnya yang menggunakan perahu jangkung," katanya.
Ia mengatakan, kondisi gelombang tinggi di pantai selatan ini diperkirakan akan terjadi hingga 28 Juni.
"Selama satu pekan ini kami imbau menunda melaut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sigit mengatakan, tinggi gelombang di pantai selatan DIY tersebut dipengaruhi adanya tekanan udara yang tinggi di benua Australia yang mencapai 1.030 milibar. "Sedangkan saat ini tekanan udara di Asia hanya 1.010 milibar, perbedaan tekanan udara itu menyebabkan angin yang bertiup kencang dan mengakibatkan gelombang laut meninggi," katanya.
Ia mengatakan, kecepatan angin saat ini 36 Km/jam, namun meskipun gelombang tinggi, kata tetapi kondisi cuaca kondusif, terutama di laut Jawa.
Nelayan Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, M Taufik mengatakan, sudah hampir dua minggu ini ini nelayan berhenti melaut karena gelombang tinggi. "Sudah sekitar dua minggu ini sejumlah nelayan pantai Parangtritis tidak melaut karena keadaan gelombang yang cukup tinggi, saat ini para nelayan sementara waktu melakukan aktivitas bercocok tanam sambil menunggu kondisi gelombang normal," katanya.