REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Untuk membuat Praja Muda Karana (Pramuka) lebih menarik dan menjadi pilihan remaja, Pemerintah akan merevitalisasi lembaga kepemudaan tersebut. "Revitalisasi dalam upaya untuk lebih menarik kegiatan tidak saja bagi para orang tua tapi juga pemuda," kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Rabu (16/6).
Rencana tersebut dikemukakan Andi usai mengikuti rapat revitalisasi Pramuka yang dipimpin Wapres Boediono, serta dihadiri Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas Armida Alisjahbana, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkeu Agus Martowardojo, serta Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto. Saat ini, menurut Andi, Pramuka memang dinilai tidak menarik lagi karena pelajarannya dianggap terlalu konvensional, sehingga banyak pemuda atau remaja tidak tertarik.
Masalah yang mendesak dibenahi, ujar menpora,adalah pembenahan di tingkat organisasi, penampilan, baik di tingkat kwartir nasional (Kwarnas) maupun kwartir cabang (kwarcab). "Pramuka mesti kita perbaiki, bagaimana gugus depan sebanyak 270 ribu dioptimalkan, seperti pelatihnya," katanya. "Perlu ada tingkatan menengah yang menjembatani antara orang tua dan remaja," imbuhnya.
Dalam rencana ini, selain kementerian yang ia pimpin, Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama juga akan dilibatkan untuk bisa lebih aktif dalam merevitalisasi Pramuka. Menpora mengharapkan bila revitalisasi berhasil dan banyak remaja tertarik menjadi anggota Pramuka maka pembentukan karakter bangsa bisa dilaksanakan.
Sementara itu, Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, Kementerian Keuangan belum menganggarkan biaya untuk revitalisasi Pramuka dan belum membicarakan apakah akan dianggarkan di sentralisasi atau desentralisasi. "Tadi kita baru hanya membicarakan aktivitas Pramuka penting untuk membangun karakter bangsa, salah satunya dengan revitalisasi dan mengaktifkan lagi kegiatan itu," kata Agus.