REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, Partai Golkar tidak mematok dana aspirasi sebesar Rp 15 miliar namun masih terbuka kemungkinan untuk berubah. "Angkanya FPG tak patok secara baku. Memang angka Rp 15 miliar per anggota itu angka konservatif. Tapi semua tetap terbuka untuk berubah, bisa naik atau lainnya," kata Priyo Budi Santoso di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa.
Sebelumnya panitia kerja DPR memasukkan usulan soal dana aspirasi tersebut dalam catatan yang tidak terpisahkan dan sebagai bagaian dari kesimpulan Panja.
Lebih lanjut Priyo menegaskan, selain tidak memasang harga mati Rp 15 miliar sebagai hitungan konservatifnya, partainya juga tidak mempermasalahkan jika istilah "Dana Aspirasi Anggota Dewan " diubah menjadi "Dana Percepatan Pembangunan Daerah".
Ketika ditanyakan apakah usulan FPG soal dana aspirasi ini untuk memenuhi keinginan Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang pernah menjanjikan dana Rp 1 triliun, Priyo membantah keras. "Ini tidak ada hubungannya dengan itu (janji Ical). Soal itu masalah intern partai kami," kata Priyo.
Dalam kesempatan itu Priyo menyatakan, partainya berterima kasih bahwa usulan soal dana aspirasi tersebut sudah bisa diterima dan masuk dalam catatan kesimpulan panja. "Terima kasih atas tanggapan positif atas usulan Partai Golkar ini. Tinggal proses selanjutnya persetujuan presiden, menkeu apakah sejalan dengan kita," kata Priyo.
Priyo juga meminta fraksi-fraksi ikut mematangkan ide bagus yang dilontarkan FPG. "Ini sumbangan besar dari FPG. Tapi jangan tanggapi buru-buru secara minor," kata Priyo.