REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Sebagian besar warga Kota Banda Aceh tidak melanjutkan tidurnya setelah dikagetkan oleh gempa kuat, Ahad dinihari (13/6), sekitar pukul 02.30 WIB. Sebagian dari mereka tampak duduk-duduk di depan rumah seperti warga di kawasan Kampung Beurawe Kota Banda Aceh, yang mengaku tidak bisa lagi melanjutkan tidurnya.
"Saya tidak bisa melanjutkan tidur setelah merasakan gempa. Ini merupakan peristiwa kedua kali saya rasakan, setelah dua kali gempa dini hari itu," kata Uning, warga Beurawe.
Warga lainnya, Sulaiman, juga mengatakan bahwa rasa ngantuk sudah hilang setelah merasakan guncangan gempa dini hari itu. "Sudah menjadi kebiasaan saya setelah gempa, apalagi jika kekuatannya di atas 6 skala richter, saya langsung menghubungi famili yang rumahnya dekat pantai melalui telepon untuk mengetahui kondisi mereka," kata dia.
Tapi, kata Sulaiman, isteri dan anak-anaknya kembali masuk rumah dan melanjutkan tidur mereka setelah beberapa menit pascaguncangan gempa itu.
Beberapa saat setelah merasakan guncangan gempa, warga berkumpul di depan rumah mereka masing-masing, dan ada di antaranya mengingat kembali peristiwa tsunami 26 Desember 2004.
"Setiap kali merasakan gempa, saya kembali teringat peristiwa tsunami lima tahun silam, meski terkadang saya berusaha untuk melupakannya namun tidak bisa," kata Thaibatun (20), warga Banda Aceh.
Gempa bumi berkekuatan 7,5 skala richter kembali menguncang dan dirasakan masyarakat Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang, sekitar pukul 02.30 WIB, Ahad.