REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Politisi senior Partai Golkar yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Musyawarah Keluarga Gotong Royong, Zainal Bintang, mengemukakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie perlu menonaktifkan Priyo Budi Santoso. Alasannya, kata Zainal Bintang, Priyo Budi Santoso maupun Idrus Marham memberikan pernyataan pers yang merugikan citra Partai Golkar.
"Priyo beberapa hari lalu berwacana dan memberikan pernyataan kepada pers mengenai dana aspirasi dewan Rp 15 miliar untuk setiap anggota dewan. Gagasan itu dikeluarkan Priyo sebelum dibahas di DPP Partai Golkar. Akibatnya, partai menerima hujatan dari berbagai pihak," katanya.
Zainal Bintang juga menunjuk pernyataan Priyo Budi Santoso yang membuat partai berlambang pohon beringin ini tersudut, yakni tentang mempeti-eskan kasus Bank Century yang disebut-sebut telah merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun.
"Itu pernyataan pribadi Priyo. Padahal, jika skandal itu merugikan keuangan negara, Partai Golkar tidak boleh mempeti-eskannya. Jika dipeti-eskan, itu namanya Golkar tidak berpihak kepada kebenaran," katanya.
Seharusnya, menurut dia, bila memang ditemukan kesalahan atau pelanggaran dalam kasus Bank Century, Golkar mesti mendesak dilakukan pengusutan oleh pihak berwajib. "Jadi, bukan usul dipeti-eskan seperti dikatakan Priyo," katanya.
Zainal Bintang juga mengkritik Idrus Marham selaku Ketua Pansus Angket Kasus Bank Century. Sikap Partai Golkar yang berubah-ubah mengenai kasus Bank Century, tidak hanya membuat masyarakat antipati kepada partai pimpinan tersebut. "Namun hal itu juga dapat membuat masyarakat yang selama ini memberikan suara kepada Partai Golkar 'lari' ke partai politik lain yang lebih memperjuangkan nasib rakyat," katanya.
Kalau itu terjadi, demikian Zainal Bintang, bisa-bisa target 30 persen suara yang dicanangkan Partai Golkar pada Pemilu 2014 tidak tercapai.