Selasa 08 Jun 2010 02:30 WIB

Jusuf Kalla Lantik 100 Relawan Satgana PMI

Rep: riga/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla melantik 100 relawan satuan penanganan bencana (Satgana) di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpasus) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Senin (7/6). Sebelumnya para relawan Satgana PMI tersebut mendapatkan pelatihan penanganan bencana dan pembinaan mental selama 10 hari di Pusdikpasus.

Jusuf Kalla yang datang dengan menggunakan helikopter didampingi langsung oleh Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Brigjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus. Pelatihan Satgana PMI diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari 32 provinsi se Indonesia.

‘’Pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas relawan Satgana PMI dalam menangani bencana,’’ungkap Jusuf Kalla kepada wartawan, selepas melantik Satgana PMI. Pasalnya, para relawan Satgana memerlukan keahlian khusus agar bisa menangani korban bencana dengan cepat.

Dikatakan Kalla, relawan Satgana PMI harus ditunjang oleh kesiapan fisik yang kuat, keterampilan, ketahanan, dan kecepatan. Hal itu mutlak diperlukan untuk menyelamatkan korban bencana.

Terlebih lanjut Kalla, wilayah Indonesia cukup luas dan terdapat sejumlah daerah yang rawan bencana antara lain banjir, gempa dan lain-lain. ‘’Pelatihan di Pusdikpasus merupakan tempat terbaik untuk peningkatan kualitas Satgana,’’cetus dia.

Meskipun hanya berlangsung selama 10 hari, sambung Kalla, namun 100 orang Satgana telah memiliki modal dasar penanganan bencana. Diharapkan, para relawan tersebut dapat menyebarluaskan ilmunya kepada relawan lainnya di daerah masing-masing.

Kepala Divisi Penanganan Bencana Markas Pusat PMI, Arifin Muh Hadi menambahkan, peserta pelatihan berasal dari sejumlah daerah. Rinciannya, sebanyak 50 orang berasal dari Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara yang lainnya berasal dari provinsi wilayah barat (25 orang) dan wilayah timur (25 orang).

Ditambahkan Arifin, saat ini PMI mempunyai sebanyak 120 ribu relawan yang tersebar di 33 provinsi. Sehingga masih banyak relawan Satgana PMI lainnya yang belum mengenyam pelatihan.

‘’Kandidat Satgana PMI harus sehat jasmani dan rohani dan berusia 18 hingga 40 tahun,’’tambah Arifin.

Selain itu harus memenuhi syarat lain yakni tidak pernah mengkonsumsi narkoba, tinggi badan 165 cm dan menguasai minimal satu bidang pelatihan teknis serta pernah ditugaskan sebagai tim Satgana di daerah.

Arifin menuturkan, materi pelatihan di Pusdikpasus bervariasi mulai dari yang lama maupun baru sesuai dengan standarisasi pelatihan PMI. Intinya, penguatan kemampuan manajemen tanggap darurat bencana melalui metode berupa ceramah, diskusi, curah pendapat, penugasan dan praktek.

‘’Di akhir pelatihan, mereka diharuskan melakukan simulasi penanganan bencana,’’cetus Arifin. Pelaksanaan simulasi untuk mengetahui secara pasti kemampuan Satgana PMI setelah ditempa selama 10 hari di Kopassus.

Simulasi penanganan bencana melibatkan satu unit mobil ambulance dan helikopter milik PMI Pusat. Seratus relawan Satgana mempraktekan penanganan korban bencana mulai dari lokasi hingga ke posko penanganan darurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement