REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Sebuah hadis mengatakan "tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina". Semangat untuk menuntut ilmu itu yang mengantarkan seorang guru SMKN 4 Semarang untuk mengikuti program pelatihan InWEnt di Manheim, Jerman.
Sayangnya, sebelum selesai menyelesaikan pelatihan dan menerapkan ilmu yang baru diperolehnya, Suratno meninggal dunia di salah satu negara Eropa tersebut, dalam rilis yang diterima redaksi Republika Online, akhir pekan lalu.
Perwakilan RI di Jerman bersama-sama dengan InWEnt telah melakukan penanganan pengurusan dan pemulangan jenazah almarhum Suratno.
Segera setelah mendapatkan informasi mengenai meninggalnya Almarhum Suratno, KBRI Berlin dan KJRI Frankfurt menugaskan stafnya ke Mannheim untuk melakukan pengurusan-pengurusan terkait dan untuk memastikan terlindunginya hak-hak almarhum, sebagai wujud dari upaya perwakilan RI untuk melakukan perlindungan terhadap WNI.
Dalam kaitan tersebut, telah dilakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait antara lain Kepolisian dan Kejaksaan setempat, rumah sakit serta InWEnt. Sesuai dengan informasi pihak-pihak terkait tersebut, almarhum Suratno meninggal antara tanggal 22-23 Mei 2010 di Asrama InWEnt Mannheim karena sakit.
KBRI Berlin dan KJRI Frankfurt telah mengupayakan secara optimal diselesaikannya pengurusan dokumen-dokumen serta pengurusan-pengurusan jenazah Almarhum, sehingga pemulangan ke tanah air bisa dilakukan secepatnya.
Almarhum Suratno beserta 19 orang lainnya berada di Jerman dalam rangka mengikuti program pelatihan InWEnt yang berlangsung sejak tanggal 11 April 2010 dan akan berakhir pada tanggal 11 Juli 2010. Peserta pelatihan terbagi menjadi 2 grup yaitu untuk bidang Human Resources Development (HRD) sebanyak 12 orang termasuk Almarhum Suratno dan bidang Renewable Energy sebanyak 8 orang.
InWEnt atau Internationale Weiterbildung und Entwicklung GmbH Capacity Building International, Jerman merupakan suatu organisasi nirlaba, yang beroperasi di bidang pengembangan kapasitas sumberdaya manusia, pelatihan dan dialog di seluruh dunia.