Senin 31 May 2010 03:36 WIB

Dahsyat, Kasus Perdagangan Manusia di Indonesia

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: taufik rachman
Prof Dr Chamamah Soeratno
Foto: PP Aisyiyah
Prof Dr Chamamah Soeratno

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Prof Dr Siti Chamamah Soeratno mengemukakan, sebagai salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia, Aisyiyah telah memberikan sumbangsih nyata di berbagai aspek antara lain pendidikan, ekonomi dan sosial keagamaan.

Peran aktif inilah, papar Chamamah, yang membuat organisasi yang berdiri pada tahun 1917, mendapat sambutan baik oleh masyarakat baik dalam dan luarnegeri. “Asyiyah memiliki banyak cabang istemewa di manca Negara,” ujarnya

Chamamah mengungkapkan, tantangan terberat yang dihadapi oleh Aisiyah di masa mendatang yaitu merubah persepsi negatif terhadap perempuan yang selama ini berkembang di masyarakat. Akibatnya, perempuan Indonesia masih mendapat perlakuan kurang adil dan diskriminasi oleh sebagaian kalangan. Padahal, tegas dia, perempuan masa kini sudah memiliki kemampuan dan tingkat intelektualitas yang baik dan tidak perlu dibeda-bedakan.

Chamamah mencontohkan, salah satu permasalahan penting yang harus segera ditangani ialah jual beli manusia (human trafficking). Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat kasus jual-beli manusia yang tinggi. Menurut dia, citra Indonesia di mata dunia internasional sangat memprihatinkan lantaran dikenal sebagai negara pemasok pembantu terutama dari kalangan kaum hawa. “Kondisi jual beli manusia di Indonesia dahsyat,” katanya.

Oleh karena itu, ungkap dia, perlu upaya dan kerjasama dari berbagai pihak dalam rangka mengembalikan citra Indonesia di mata dunia. Bahkan, dia mengakui, keterbatasan pemerintah menuntut peran aktif kepada Aisyiyah sebagai organisasi perempuan agar turut serta menanggulangi tragedi kemanusiaan ini.

Sebagai bentuk kepedulian atas nasib perempuan dan pembantu Indonesia, jelas dia Asyiyah memiliki program-program terkait pembinaan. Selain itu, Cahamamah memaparkan, persoalan jual beli manusia akan menjadi bahasan utama di muktamar dan dimasukkan sebagai salah satu rekomendasi penting muktamar. “Biar Indonesia sadar tentang bahaya dan dampak jual beli manusia,” jelasnya lugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement