Jumat 28 May 2010 02:55 WIB

Peringatan Hari Lahir Pancasila di MPR Masih Jadi Polemik

Rep: andri saubani/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Meski MPR sudah mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2010, namun ternyata penetapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2010 itu belum disepakati di tingkat Rapat Gabungan MPR. Di internal MPR sendiri masih terjadi perdebatan.

"Dalam Rapat Gabungan tidak ada kesepakatan bahwa ini (peringatan Hari Lahir Pancasila) perlu dilaksanakan," kata anggota MPR dari Fraksi PKS, Tb Soenmandjaja, ketika dihubungi, Kamis (27/5). Dia mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal tertentu akan menimbulkan perdebatan.

Soenmandjaja beralasan, saat ini banyak pihak memegang versinya masing-masing terkait Hari Lahir Pancasila. "Ini memang ada polemik, sebagian dari kami menganggap ini harus diakhiri dengan cara-cara ilmiah," katanya.

Oleh karenanya, Soenmandjaja berharap undangan dari MPR kepada Presiden untuk acara 1 Juni 2010 nanti itu tidak usah disebut sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila. Dengan cara itu, setiap kelompok tetap bisa memperingati Hari Kelahiran Pancasila sesuai keyakinan masing-masing.

Seperti diketahui, polemik peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2010 ini timbul karena dianggap tidak ada dasar hukum yang kuat. Saat ini, pihakl-pihak tertentu memiliki versi berbeda tentang Hari Lahir Pancasila, yakni versi 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, dan 18 Agustus 1945.

Soenmandjaja sendiri mengaku belum tahu nama resmi acara pada 1 Juni 2010 nanti. "Terus terang saya belum melihat undangannya," kata dia. Meski demikian, dia berpendapat acara itu seharusnya berupa peringatan pidato Soekarno menyebut nama Pancasila.

Jika pada 1 Juni 2010 nanti disebut Hari Lahir Pancasila, kata Soenmandjaja, hal itu juga kurang tepat karena naskah Pancasila yang disebut pada 1 Juni 1945 itu berbeda dengan naskah Pancasila yanga ada sekarang ini.

Terlepas dari polemik itu, Soenmandjaja mengatakan, ide awal MPR itu sebenarnya untuk menghormati founding fathers atau pahlawan pada umumnya, termasuk Soekarno di dalamnya. Selain itu, kata dia, hasil kajian menunjukkan ada gejala merosotnya kesadaran masyarakat terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2010 itu perlu diperkuat dengan Keputusan Presiden (Keppres), sedangkan saat ini Keppres terkait Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni itu sebenarnya belum ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement