Senin 24 May 2010 03:01 WIB

Deadlock Muktamar Akan Dituntaskan Pada Pertemuan di Yogyakarta

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perbedaan pendapat yang menimbulkan tertundanya pemilihan ketua Umum Pemuda Muhammadiyah akan dituntaskan melalui suatu pertemuan di Yogyakarta, 29 Mei mendatang.

''Kami akan mengadakan pertemuan lagi di Yogyakarta pada 29 Mei mendatang untuk mencari solusi yang baik dalam pemilihan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah," ujar Ketua Wilayah Pemuda Muhhamadiyah Riau, Mirwan Siregar.

Pertemuan di Yogyakarta, kata Mirwan, akan dihadiri oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Ketua Umum Muhammadiyah, para Ketua Wilayah Muhammadiyah, juga para calon Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah antara lain Dr. Saleh P. Daulay, Piet Hizbullah Chaidir, Gunawan Hidayat, Ahmad Rofiq, dan Pantja Nurwahidun. "Namun kami belum memutuskan isi materi yang akan dibahas di Yogyakarta,"katanya.

Di tempat yang sama, salah satu calon Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dr. Saleh P. Daulay menegaskan, seharusnya mekanisme pemilihan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tak perlu dipermasalahkan. "Seharusnya mereka yang tidak sepakat dengan mekanisme yang ada menghargai konstitusi hasil Tanwir di Ciloto, Bogor. Jika pemilihan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah dilaksanakan tidak sesuai dengan hasil Tanwir di Ciloto, maka siapa pun Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah yang terpilih tidak memiliki landasan konstitusinya," tegasnya.

Lagi pula, ujar Saleh, jika konstitusi hasil Tanwir di Ciloto tidak digunakan dalam pemilihan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, maka ada kemungkinan konstitusi organisasi yang lain tidak akan ditaati. "Saya maju sebagai calon Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tidak memperjuangkan mekanisme pemilihan. Tetapi memperjuangkan Pemuda Muhammadiyah itu sendiri," ujarnya.

Bagi teman-teman yang kurang setuju dengan mekanisme pemilihan yang sudah ada, lanjut Saleh, sebaiknya memikirkan perjuangan panitia lokal yang sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyusun Muktamar Pemuda Muhammadiyah XIV."Semoga kasus ini tidak terjadi lagi karena untuk mengadakan muktamar yang mengundang para peserta dari Sabang hingga Merauke menghabiskan waktu dan biaya yang besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement