Senin 24 May 2010 01:12 WIB

JImly: Ibu Ainun Tak Pernah Ikut Campur Urusan Negara

Rep: rosyid nurul hakim/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Jimly Assidhiqqie, meminta kepada bangsa Indonesia untuk mencatat Almarhumah Hasri Ainun Habibie sebagai tokoh perempuan yang patut dijadikan contoh.

 

Istri Mantan Presiden B J Habibie itu mempunyai peran besar baik sebagai istri, ibu negara, aktivis perempuan, dan sebagai seorang intelektual. "Beliau ini pendidikannya tinggi, pintar, pemikirannya baik, penguasaan terhadap masalah kemasyarakatan yang baik, dan ilmu kedokterannya juga sangat detail," ujar Jimly, seusai bertandang ke rumah duka, Minggu (23/05).

 

Dalam ingatan Jimly, sebagai aktivis, Ibu Ainun Habibie memiliki perhatian yang luar biasa terhadap masalah sosial. "Bahkan sebelum berangkat ke Jerman, beliau menelepon saya untuk minta bantuan untuk membantu bank mata," ujarnya.

 

Ibu Ainun ingin di masa depan ada perubahan paradigma dalam memahami kebutuhan donor mata. Sekarang, jelas Jimly, di dalam undang-undang, donor mata sudah dibolehkan, tetapi dengan syarat-syarat. Fatwa Majelis Ulama Indonesia juga sudah, menghalalkan donor mata. "Beliau mau tidak hanya dihalalkan dan dibolehkan. Tetapi dianjurkan," katanya. Karena kebutuhan donor mata dari waktu ke waktu meningkat.

 

Kemudian sebagai istri, Jimly menilai, Ibu Ainun adalah pasangan yang sangat serasi bagi Bapak Habibie. Mereka bisa sangat kompak dan saling menyayangi serta mencintai. "Kompak sekali dengan Pak Habibie. Pak habibie juga sangat mencintai menyayangi serta tergantung pada beliau. Ibu ainun juga demikian," ungkapnya. Hal ini sangat tampak, ketika Bapak Habibie terus menerus menunggui istri tercintanya itu selama sebulan dirawat di Jerman "Kita aja belum tentu sanggup. Sebagai keluarga, mereka ini sakinah, mawardah, warohmah. Bisa menjadi contoh bagi kita," kata Jimly.

 

Hal penting lain yang menjadi catatan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, adalah karakter Ibu Ainun yang tidak ingin ikut campur dalam urusan negara. "Kita tidak pernah mendengar ada isu bahwa Ibu Ainun sebagai istri menteri, istri wakil presiden, dan istri presiden, belum pernah kedengeran bahwa dia ikut campur dalam urusan proyek, dalam urusan menentukan pejabat," kenang Jimly.

 

Ibu Ainun mampu memisahkan antara urusan institusi dan urusan pribadi keluarga. Meski tidak ikut campur dalam urusan pemerintahan, tapi dalam keluarga Ibu Ainun cenderung dominan. "Dalam urusan keluarga beliau sangat dominan. Pak Habibie tergantung sama dia. Pak Habibie misalnya dalam urusan manajemen waktu dia tidak mendengar siapaun selain ibu. Kalau ibu sudah bilang A, tidak berani dia," kata Jimly

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement