REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Maestro keroncong Gesang Martohartono (92) sebelum wafat, Kamis sore, sempat meminta dituliskan tiga lagu keroncong karyanya. Menurut Yani Effendi yang merawatnya, tiga lagu yang dimintanya adalah Bengawan Solo, Jembatan Merah, dan Sapu Tangan. Ketiganya adalah lagu-lagu masterpiece Gesang.
Lagu Bengawan Solo diciptakan Gesang pada tahun 1940. Lagu ini terinsipirasi dari sebuah sungai asli dengan nama yang sama di Jawa Tengah. Liriknya mendeskripsikan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgik.
Setelah Perang Dunia II, pasukan Jepang yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama mereka. Di sana, lagu ini menjadi populer setelah dinyanyikan berbagai penyanyi, di antaranya Toshi Matsuda.
Lagu-lagu ciptaan Gesang juga digemari di Malaysia, Belanda dan Singapura. Di negara-negara itu, lagu yang paling digemari adalah Bengawan Solo dan Jembatan Merah.