REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusulkan anggaran lebih dari dua miliar rupiah untuk membiayai proses seleksi calon ketua lembaga antikorupsi itu. "Ya kurang lebih Rp2,5 miliar," kata Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK yang juga Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, di Jakarta, Kamis (20/5).
Patrialis menjelaskan, usulan itu belum disetujui dan masih dalam proses pembahasan di Kementerian Keuangan. Menurut dia, sebagian besar anggaran itu dialalokasikan untuk biaya pemasangan pengumuman di media massa.
Sedangkan sisanya untuk biaya operasional panitia seleksi. "Operasioanl itu termasuk transportasi dan honor panitia, serta pengadaan alat tulis," kata Patrialis menjelaskan.
Dia belum bisa memastikan kapan anggaran itu akan cair. Namun demikian, dia memastikan panitia akan tetap membuka pendaftaran pada 25 Mei 2010.
Panitia Seleksi akan mencari dua calon pimpinan KPK. Kedua calon itu nantinya akan dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diteruskan ke DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan.
Setelah itu, DPR akan memilih satu orang untuk dilantik menjadi pimpinan KPK. Pimpinan KPK terpilih itu akan mengisi kekosongan kepemimpinan KPK yang ditinggalkan oleh Antasari Azhar yang terjerat kasus hukum.
Patrialis optimistis Panitia Seleksi akan mampu menjaring pendaftar untuk mengikuti seleksi pimpinan KPK. Selain memasang pengumuman terbuka di media massa, menurut Patrialis, Panitia Seleksi juga berwenang aktif mencari tokoh antikorupsi yang dianggap mampu untuk mendaftar dan mengikuti seleksi menjadi pimpinan KPK.
"Yang jelas, semua pendaftar harus melalui proses seleksi," katanya.
Patrialis menjabat sebagai Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK berdasar Keputusan Presiden nomor 6 tahun 2010 tentang Pembentukan Pansel KPK yang ditandatangani pada 8 Mei 2010. Wakil ketua panitia seleksi dijabat oleh Irjen Pol MH Ritonga dan H Soeharto. Sekretaris panitia seleksi dijabat oleh Achmad Ubbe.
Sementara itu, nama-nama yang menjadi anggota Pansel adalah Ahmad Syafi`i Maarif, Todung Mulya lubis, Rhenald Kasali, Basrief Arief, Akhiar Salmi, Erry Riyana Hardjapamekas, Muhammad Fajrul Falaakh, Ichlasul Amal dan Hariyadi B Sukamdani.