REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kesalahan Kapolri mengutip opsi A sebagai dasar pengusutan kepolisian atas kasus Bank Century menunjukkan ketidakseriusan. Tim pengawas diharap tak luput menindaklanjuti kesalahan pengutipan itu.
Anggota tim pengawas dari Fraksi PKS, Andi Rahmat, mengatakan, opsi C sudah jelas terpapar dan diketahui banyak kalangan. ''Apakah kepolisian punya persepsi sendiri,'' tanya Andi lagi.
Menurut Andi, tim pengawas harus melihat secara benar isi surat yang menjadi pangkal masalah. Sebab, selain terjadi pada Kapolri, problem yang tak jauh berbeda pernah terjadi pada KPK yang ternyata tidak menerima dokumen penunjang yang banyaknya satu troli.
Andi namun tidak mau menebak-nebak apakah Kapolri sengaja mengutip opsi yang memang didukung Partai Demokrat tersebut. ''Yang jelas kesalahan itu fatal,'' sambungnya.
Anggota Komisi XI DPR RI itu berujar ia telah berbicara dengan Komisi III yang membawahi Kapolri untuk memveto kenaikan anggaran kepolisian. Karena kepolisian dinilai tidak serius menggarap kasus Bank Century.
Politisi PDIP, Budiman Sujatmiko, menilai kesalahan pengutipan opsi yang dilakukan Kapolri sebagai upaya membelokkan hasil akhir kasus Bank Century. Peristiwa ini, tidak terjadi sekali. Dalam pertemuan dengan KPK tim pengawas juga gagal mengorek keterangan lebih. ''Padahal DPR adalah lembaga negara yang anggotanya dipilih rakyat dengan suara terbanyak,'' ujarnya.
Budiman mengaku DPR memang belum sepenuhnya bekerja maksimal. Tetapi KPK dan Kepolisian seharusnya tidak mengingkari niat DPR yang bekerja atas nama aspirasi rakyat.
Budiman melihat kegagalan DPR mendapatkan kelanjutan perkembangan kasus Bank Century yang ditangani KPK dan Polri juga merupakan bagian dari upaya mengulur waktu demi menunda hasil akhir kasus ini. ''Upaya buying time yang saya rasa tidak akan menyelesaikan masalah,'' jelas dia.