Kamis 06 May 2010 05:32 WIB

Fuad Bawazier Sambut Baik Pengunduran Diri Sri Mulyani

Rep: c08/ Red: Krisman Purwoko

JAKARTA--Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (DPP) Hanura, Fuad Bawazier menyambut baik pengunduran diri Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang akan menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia. “Kita menyambut baik pengunduran diri Sri Mulyani. Ini sejalan dengan keinginan Panitia Angket Century DPR. Mudah-mudahan segera diikuti pengunduran diri (Wakil Presiden) Boediono,” kata Fuad dalam pesan tertulisnya kepada Republika, Rabu (5/5).

Menurut Fuad, dengan masuknya Sri Mulyani ke Bank Dunia, berarti terbukti bahwa Menteri Keuangan yang pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Dunia dari majalah Euromoney ini, merupakan antek-antek World Bank dan International Monetary Fund (IMF). “Ini membuktikan bahwa dia antek-antek Bank Dunia atau IMF. Sekaligus, membuktikan yang mengintervensi hukum ternyata bukan saja politisi dalam negeri (penguasa). Tapi, juga lembaga internasional seperti Bank Dunia,” papar Fuad.

Tidal tanggung-tanggung, bahkan mantan Dirjen Pajak ini juga menilai Bank Dunia sengaja menarik Sri Mulyani sebagai Managing Director untuk menyelamatkan keberadaan Sri Mulyani dari ancaman hukum skandal Century. Seperti diketahui, Sri Mulyani akan bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat.

”Ini semakin menguatkan sinyalemen kita selama ini kalau Sri Mulyani memang bekerja unuk Bank Dunia atau IMF. Makanya, ketika anak binaannya terancam, sang majikan buru-buru menyelamatkannya. Saya kira, KPK perlu mencekalnya, jangan terlambat. Jangan sampai diadili in absentia,” lugas Fuad.

Sri Mulyani ditunjuk sebagai Managing Director Bank Dunia mulai 1 Juni 2010. Ia akan menggantikan Juan Jose Daboub, yang akan habis masa kerjanya per 30 Juni 2010 mendatang. Kedatangan Sri Mulyani ke Bank Dunia diharapkan akan memperkuat dukungan dan implementasi reformasi Bank Dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga berharap Sri Mulyani bisa memperkuat Bank Dunia dan menjembatani hubungan Bank Dunia dengan negara-negara berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement