JAKARTA--Ketua Badan Anggaran DPR RI, Harry Azhar Aziz, mempertanyakan hasil penelitian Kementerian Pekerjaan Umum yang menyatakan gedung Nusantara I di DPR tidak miring tujuh derajat. ''Coba tanya lagi sama mereka, gedung DPR masih layak huni atau tidak,'' ujar Harry, di Jakarta, Senin (3/5).
Seandainya gedung Nusantara I masih dikategorikan laik huni setelah diinjeksi, Harry masih mempertanyakan apakah memang gedung itu tidak berbahaya lagi untuk dipakai sehari-hari. Dia menegaskan, pengajuan anggaran pembangunan gedung baru bagi 560 anggota dewan dirasa perlu. ''Banyak anggota yang merasa sudah tidak nyaman berkantor di Nusantara I,'' katanya.
Sejumlah menteri pun pernah mempertanyakan ruang tunggu yang tersedia di DPR. ''Menteri protes, kenapa ruang tunggunya begitu,'' sambungnya. Sedianya dana Rp 1,8 triliun akan dipakai membangun gedung baru. Gedung lama kemudian dimanfaatkan bagi ruang kerja staf anggota DPR. ''Itu pun masih kita pertanyakan, apakah mungkin gedung Nusantara I dipakai mereka (karyawan),'' tegasnya.
Harry memaparkan, dana sebesar Rp 1,6 triliun hendak dimanfaatkan sebagai biaya konstruksi. Sisanya, Rp 250 miliar yang cair berdasarkan persetujuan APBN 2010, dipakai untuk biaya grand desain dan pembangunan awal. Derajat kemiringan gedung Nusantara I pernah dipaparkan dalam paripurna dewan periode lalu.