REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) mengimbau orang tua untuk lebih ketat mengawasi serta membimbing anak. Itu dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi atas marak penculikan anak di sejumlah daerah.
"Lebih kepada pengawasan orang tua, dan peningkatan bimbingan orang tua. Memang fenomena yang muncul saat ini di beberapa daerah terjadi seperti itu," ujar Kepala Dinas DP3A Kota Bandung Uum Sumiati saat dihubungi wartawan, Senin (30/1/2023).
Ia mengingatkan agar orang tua tidak membiarkan anak bepergian sendiri. Anak-anak pun diminta lebih berhati-hati serta untuk langsung pulang apabila selesai kegiatan sekolah.
"Anak jangan dibiarkan pergi sendiri. Anak juga lebih berhati-hati, kalau sudah beres sekolah apabila tidak ada keperluan lain ya langsung pulang," katanya.
Uum melanjutkan orang tua pun harus membentengi anak-anak dengan bekal pengetahuan. Ia mengatakan media sosial menjadi pemicu peristiwa penculikan anak di sejumlah daerah terjadi.
Ia memastikan di Kota Bandung sejauh ini tidak ditemukan kasus penculikan anak. Kota Bandung jangan ditemukan," ungkapnya.
Uum mengatakan dinas terus melakukan antisipasi dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah dalam dua pekan terakhir. Termasuk terus sosialisasi tentang kekerasan terhadap anak dan perkawinan usia anak.
"Lebih menginfokan fenomena saat ini yang harus anak-anak waspadai. Kita melibatkan forum komunikasi anak Bandung dan mitra kita di kelurahan dalam sosialisasi," katanya.
Ia mengatakan pendidikan keluarga pun perlu ditingkatkan termasuk orang tua harus meningkatkan kemampuan literasi tentang bimbingan. Pengasuhan dan membimbing anak.
Sebelumnya, isu penculikan anak di media sosial beredar di sejumlah daerah seperti Bogor maupun Depok. Aparat kepolisian memastikan bahwa isu atau informasi yang beredar dipastikan hoaks atau bohong.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
