Selasa 20 Apr 2021 12:04 WIB

Gempa Nias Dipicu Outer Rise yang Seberbahaya Megathrust

Gempa outer rise pernah picu tsunami di Jawa dan Sumbawa.

Gempa pada Selasa (20/4) pagi terjadi di Pulau Nias dan Sumatra Utara bagian barat dipicu sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise) yang terabaikan.
Foto: Reuters
Gempa pada Selasa (20/4) pagi terjadi di Pulau Nias dan Sumatra Utara bagian barat dipicu sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise) yang terabaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengemukakan gempa Nias yang terjadi pada Selasa (20/4) pukul 06.58.22 WIB dipicu sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise) yang terabaikan. Tipe gempa outer rise tidak kalah berbahaya dengan zona megathrust.

"Outer rise merupakan zona gempa yang selama ini terabaikan, karena memang lebih populer zona sumber gempa megathrust. Meskipun terabaikan, tetapi tidak kalah berbahaya dan dapat memicu terjadinya tsunami," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Selasa (20/4).

Baca Juga

Dia mencontohkan gempa di luar zona subduksi pernah memicu tsunami Selatan Jawa pada 1921 dan tsunami Sumbawa yang destruktif pada 1977. "Gempa pagi ini tampaknya tidak berdampak merusak, karena skala intensitas gempa baru mencapai III MMI di Nias, dan beberapa daerah di Sumatra Utara bagian barat mencapai II MMI. Biasanya kerusakan akibat gempa terjadi bila dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI," tambah dia.

Pulau Nias dan Sumatra Utara bagian barat diguncang gempa tektonik dengan magnitudo update 6,1. Episenter gempa terletak di laut pada jarak 140 km arah barat daya Nias, dengan kedalaman hiposenter 16 km. Gempa dangkal tersebut terjadi karena dipicu oleh adanya deformasi atau patahan di zona sumber gempa di luar zona subduksi atau yang populer disebut sebagai oter rise zone, dengan mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault).

Episenter gempa barat daya Nias di peta tampak berada di luar zona subduksi. Inilah yang menjadi ciri gempa outer rise. Gaya tektonik yang bekerja di zona ini bukan kompresional atau menekan, tapi gaya ektensional atau tarikan karena merupakan zona bending (regangan).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement