Ahad 14 Dec 2025 07:10 WIB

Binder Singh Minta Pertanggungjawaban Zainuddin Amali Setelah Timnas Tersingkir di SEA Games 2025

Amali pihak yang layak dimintai penjelasan sebagai penanggung jawab timnas U-22.

Waketum PSSI Zainudin Amali bersama pelatih timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri saat sesi latihan timnas Indonesia U-22 di Stadion Madya, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025). Timnas Indonesia U-22 menggelar sesi latihan intensif sebagai persiapan untuk berlaga pada ajang Sea Games 2025 di Thailand. Latihan dipimpin langsung oleh pelatih Indra Sjafri.
Foto: Edwin Putranto/Republika
Waketum PSSI Zainudin Amali bersama pelatih timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri saat sesi latihan timnas Indonesia U-22 di Stadion Madya, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025). Timnas Indonesia U-22 menggelar sesi latihan intensif sebagai persiapan untuk berlaga pada ajang Sea Games 2025 di Thailand. Latihan dipimpin langsung oleh pelatih Indra Sjafri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Binder Singh menyoroti peran Wakil Ketua umum PSSI Zainudin Amali terkait tersingkirnya timnas Indonesia U-22 di fase grup SEA Games Thailand 2025.

Dalam siniarnya bertajuk Bola Bung Binder, Sabtu (13/12/2025), Binder menilai Amali sebagai pihak yang layak dimintai penjelasan karena berstatus penanggung jawab langsung timnas U-22.

Baca Juga

“Ada pernyataan dari Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali yang mengatakan bahwa targetnya adalah emas. Jika wakil ketua umum telah mengatakan itu, berarti tentu dia bertanggung jawab untuk bisa mencapai target tersebut,” kata Binder dikutip dari siniarnya.

Binder juga menyoroti unggahan Instagram anggota Exco PSSI, Arya Sinuligga yang menyatakan “minta maaf, urusan Timnas sepak bola putra untuk SEA Games, saya tidak mengerti (silakan tanya yang mengerti)”.

Menurut Binder, pernyataan tersebut menjadi sinyal kuat, urusan timnas U-22 yang berlaga di SEA Games berada di bawah kendali Zainuddin Amali.

Selain itu, Binder menegaskan, pemilihan Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-22 juga merupakan keputusan Zainuddin Amali.

Bahkan, target medali emas yang akhirnya berujung kegagalan total disebut berasal dari Amali, berbeda dengan target pemerintah melalui Kemenpora yang hanya membebankan medali perak.

Fakta bahwa timnas U-22 gagal meraih satu pun medali, bahkan tersingkir di fase grup, dinilai sebagai kegagalan nonteknis yang harus dijelaskan secara terbuka oleh Amali.

“Indra Sjafri sudah menyatakan bertanggung jawab secara teknis. Sekarang pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab secara nonteknis?” ujar Binder.

Ia menilai seharusnya ada diskusi intensif antara waketum PSSI dan pelatih terkait strategi krusial, termasuk laga penentuan melawan Myanmar yang membutuhkan kemenangan dengan margin gol tertentu.

Ketidaksiapan strategi, pemilihan pelatih yang sejak awal menuai perdebatan publik, hingga pemanfaatan pemain seperti Ivar Jenner yang dinilai tak sesuai kapasitas, disebut sebagai bukti lemahnya perencanaan.

Binder menyebut kegagalan ini sebagai sesuatu yang memalukan, terlebih Indonesia takluk dari Filipina.

Meski demikian, ia menegaskan kritik ini bukan untuk menjatuhkan timnas, melainkan menuntut akuntabilitas.

“Kalau Erick Thohir bisa minta maaf atas kegagalan timnas senior, maka publik berhak menunggu siapa dari PSSI yang bertanggung jawab atas kegagalan SEA Games ini,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement