REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG, – Menjelang akhir 2025, serapan pupuk subsidi di Kabupaten Tulungagung telah mencapai sekitar 90 persen. Meski terdapat tiga jenis pupuk subsidi yang didistribusikan, penyerapannya bervariasi dengan pupuk organik menjadi yang terendah.
Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suyanto, mengungkapkan bahwa alokasi total pupuk subsidi untuk tahun ini adalah 42.744 ton. Alokasi tersebut terdiri atas 22.741 ton pupuk urea, 19.226 ton pupuk NPK, dan 777 ton pupuk organik.
Menurut Suyanto, serapan pupuk urea telah mencapai 17.737 ton atau 78 persen dari total alokasi. Sementara itu, serapan pupuk NPK mencapai 16.149 ton atau 84 persen. Untuk pupuk organik, serapan baru mencapai 248 ton atau 32 persen dari alokasi yang tersedia.
Rendahnya serapan pupuk organik, jelas Suyanto, bukan disebabkan oleh kualitas produk atau karena petani enggan menggunakannya. Sebaliknya, banyak petani di Tulungagung, khususnya di daerah Kalidawir, telah mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri dan membagikannya kepada petani lain.
Suyanto optimistis bahwa serapan pupuk subsidi dapat meningkat signifikan pada akhir Desember 2025 seiring dengan masuknya masa tanam dan distribusi yang masih berlanjut hingga November dan Desember.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.