Selasa 09 Dec 2025 21:35 WIB

Wali Nanggroe: Pemulihan Kelistrikan Pascabencana Dilakukan Bertahap

Kondisi medan yang sulit jadi tantangan pemulihan listrik di Aceh.

Rep: Array/ Red: Nashih Nashrullah
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.
Foto: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso
Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH — Usai menerima laporan dari PT PLN (Persero) mengenai kondisi dan progres pemulihan kelistrikan pascabencana di Aceh, Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Tgk Malik Mahmud Al Haythar, menyampaikan pandangannya terkait langkah-langkah penanganan yang sedang berlangsung di lapangan.

PYM Malik Mahmud menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang diterimanya, bencana banjir dan longsor telah mengakibatkan kerusakan pada sejumlah jaringan distribusi listrik serta membatasi akses menuju beberapa wilayah terdampak.

Baca Juga

Kondisi medan dan infrastruktur yang rusak menjadikan proses pemulihan membutuhkan tahapan teknis yang tidak sederhana.

“Sebagian lokasi terdampak berada di wilayah dengan akses terbatas dan memerlukan penanganan infrastruktur dasar terlebih dahulu sebelum perbaikan jaringan listrik dapat dilakukan secara menyeluruh,” ujarnya.

Wali Nanggroe menilai bahwa pemulihan kelistrikan saat ini berjalan secara bertahap seiring dengan upaya pembukaan akses dan penguatan koordinasi lintas sektor.

Ia menekankan bahwa layanan kelistrikan merupakan bagian dari pemulihan menyeluruh yang sangat bergantung pada kondisi lapangan serta keselamatan para petugas.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Nanggroe juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, instansi teknis, aparat, dan masyarakat agar proses pemulihan layanan dasar dapat berlangsung lebih cepat, terarah, dan berkelanjutan.

“Kerja bersama dan saling pengertian dari seluruh pihak sangat diperlukan dalam situasi pascabencana seperti ini,” kata PYM Malik Mahmud.

Ia berharap kondisi cuaca yang semakin stabil dan akses wilayah yang terus membaik dapat memperlancar tahapan pemulihan berikutnya, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Aceh dapat kembali berjalan normal.

photo
Warga melintas di RSUD Aceh Tamiang luluh lantak akibat banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025). Berdasarkan data BPBD setempat hingga Sabtu (6/12), banjir bandang mengakibatkan 57 warga Aceh Tamiang meninggal dunia dan 23 warga hilang, sementara berdasarkan data BNPB bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra mengakibatkan 916 orang meninggal dunia dan 274 orang hilang. - (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement