REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Karhutla di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 5.264,2 hektare sepanjang Januari hingga Oktober 2025, didominasi kebakaran di lahan mineral. Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat lonjakan kejadian pada puncak musim kemarau dalam dua bulan terakhir.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut Ferdian Kristanto di Palembang, Jumat (14/11/2025) menyebut pada periode September–Oktober terjadi peningkatan karhutla yang mendorong luas area terbakar menjadi 5.264,2 hektare. Berdasarkan data sebelumnya, total karhutla pada Januari hingga Agustus 2025 tercatat 2.935 hektare.
Artinya, dalam dua bulan terakhir terjadi tambahan sekitar 2.329 hektare kebakaran lahan di Sumsel.
Luas karhutla tersebut mencakup lahan mineral dan gambut. Untuk gambut, area terbakar mencapai 381,6 hektare, sedangkan lahan mineral seluas 4.882,7 hektare.
Ferdian menjelaskan, delapan wilayah mencatat karhutla tertinggi pada tahun ini, yakni Ogan Komering Ilir (OKI) 1.293,2 hektare, Musi Banyuasin (Muba) 960,4 hektare, Ogan Ilir (OI) 654,8 hektare, dan Ogan Komering Ulu (OKU) 629,7 hektare. Selain itu, karhutla juga tercatat di Musi Rawas (Mura) 369,6 hektare, Musi Rawas Utara (Muratara) 298,6 hektare, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) 259,0 hektare, dan Empat Lawang 214,7 hektare.
“Manggala Agni masih akan terus melaksanakan patroli pencegahan sampai Desember nanti, dikarenakan potensi anomali seperti yang saat ini terjadi di Riau yang mengharuskan dilakukan operasi pemadaman di Kampar, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak, dan Bengkalis, yang dikerjakan oleh Manggala Agni bersama satgas lainnya,” kata dia.