REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI), Yulian Paonganan, menekankan pentingnya penguatan sektor riset oleh pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan Yulian dalam siaran pers resmi yang diterima di Jakarta pada Rabu.
Menurut Yulian, riset merupakan salah satu motor utama dalam mendorong kemajuan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, sumber daya manusia, teknologi, industri energi, dan perekonomian. Ia mencontohkan revolusi industri sebagai kebangkitan negara menjadi maju yang dicapai melalui riset panjang. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan China telah membuktikan bahwa sistem riset nasional yang solid dapat membawa mereka menjadi kekuatan global.
Namun, berdasarkan data yang dimiliki Yulian, anggaran riset nasional justru mengalami penurunan signifikan setelah pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pada tahun 2017, anggaran riset tercatat sekitar Rp24,9 triliun atau 0,2 persen dari PDB, tetapi menurun drastis menjadi Rp3,1 triliun pada 2022, dan hanya Rp2,2 triliun pada 2023, yang setara dengan 0,01 persen PDB.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia yang mengalokasikan 0,95 persen PDB, Thailand 0,40 persen, dan Singapura bahkan mencapai 1,89 persen. Dengan data tersebut, Yulian berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih kepada sektor riset.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah revolusioner untuk memperbaiki sistem riset nasional demi Indonesia Emas 2045," ujar Yulian.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.