Jumat 26 Sep 2025 16:11 WIB

Jelang Pidato Netanyahu di PBB, IDF Makin Brutal Gaza

IDF menyebarkan selebaran evakuasi mendadak jelang pidato Netanyahu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada konferensi pers di Yerusalem, 21 Mei 2025.
Foto: EPA-EFE/RONEN ZVULUN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada konferensi pers di Yerusalem, 21 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kantor Perdana Menteri meminta IDF menyiapkan pengeras suara di berbagai titik di Gaza untuk menyiarkan pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Majelis Umum PBB pada Jumat. Sementara menjelang pidato itu serangan Israel kian membabi buta di Kota Gaza.

Militer Israel telah mengirimkan peringatan baru bahwa mereka berencana untuk menyerang lebih banyak wilayah yang terkepung. “Peringatan mendesak bagi semua orang yang belum mengungsi dari kawasan Pelabuhan Gaza dan lingkungan Remal … dan tenda-tenda di sebelahnya di Jalan Amin al-Husseini,” kata juru bicara Avichay Adraee dalam sebuah pernyataan dilansir Jerusalem Post.

Baca Juga

Netanyahu diperkirakan akan menggunakan alat bantu visual dalam pidatonya, yang bertujuan untuk menarik perhatian global kembali ke pembantaian 7 Oktober di tengah gelombang baru pengakuan negara Palestina dan diplomasi AS-Israel yang bergerak cepat.

Pada Jumat, Netanyahu dijadwalkan berbicara di Majelis Umum PBB pada pagi hari waktu setempat atau malam hari WIB. Dia juga diperkirakan akan bertemu dengan para influencer media sosial AS, mengadakan percakapan dengan editor senior dan pemimpin ruang redaksi, dan menghadiri Kabbalat Shabbat bersama delegasinya.

Sementara Netanyahu bersiap berpidato, Kota Gaza kembali diserang di beberapa lokasi oleh pasukan Israel sekitar tengah malam tadi. Sebuah serangan udara terjadi di dekat area pasar di kamp pengungsi Shati, tepat di utara.

Beberapa orang yang selamat mengatakan bahwa puluhan warga Palestina masih terjebak di bawah reruntuhan. Tim pertahanan sipil berjuang untuk menyelamatkan mereka karena kurangnya peralatan. Situasi di sini berubah dari buruk menjadi lebih buruk seiring dengan meningkatnya serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam pemboman terpisah, sebuah pesawat tak berawak menghantam lingkungan Remal, dengan setidaknya satu warga Palestina dipastikan tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Di Rumah Sakit al-Shifa, kondisi ratusan pasien semakin hari semakin memprihatinkan.

Sementara itu, ada gerakan signifikan pasukan darat Israel dari selatan Kota Gaza. Hal ini terjadi ketika pasukan juga bergerak ke pusat kota dari timur laut dan barat laut.

Banyak orang memilih untuk tetap tinggal. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak mampu membayar mahalnya biaya transportasi untuk pindah ke wilayah selatan Gaza yang sangat padat penduduknya. Warga Palestina mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat lain untuk lari.

Tidak ada tempat di Gaza yang berada di luar jangkauan serangan Israel. Setidaknya 27 warga Palestina telah tewas akibat tembakan Israel di Gaza sejak fajar, sumber rumah sakit mengatakan kepada Aljazirah.

Di antara para korban terdapat sedikitnya 16 orang yang terbunuh saat mencari bantuan di tempat distribusi yang didukung AS dan Israel. Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 65.502 orang dan melukai 167.376 orang sejak Oktober 2023. Ribuan lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement