REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM, – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggalakkan penguatan ketahanan pangan dan sektor wisata sebagai upaya menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut. Inisiatif ini diumumkan oleh Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal di Mataram, Sabtu.
NTB memiliki potensi besar dalam komoditas seperti jagung, kopi, coklat, dan tuna. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah hilirisasi. "Strategi kami adalah memperkuat ketahanan pangan dan pariwisata agar ekonomi rakyat bisa naik," ujar Iqbal.
Gubernur Iqbal menekankan pentingnya inovasi untuk mengurangi biaya logistik dan meningkatkan fasilitas penyimpanan hasil panen. Hal ini diperlukan agar harga produk pertanian tidak mengalami penurunan drastis saat panen raya.
Selama lima tahun ke depan, fokus pembangunan NTB diarahkan pada pengentasan kemiskinan melalui hilirisasi sektor pangan serta penguatan program Desa Berdaya. Program ini bertujuan mentransformasi desa miskin menjadi desa mandiri dengan intervensi bertahap selama dua tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di NTB pada Maret 2025 tercatat sebesar 11,78 persen atau setara dengan 654.570 jiwa. Angka tersebut menunjukkan penurunan signifikan dari 12,91 persen pada September 2024.
Inisiatif strategis ini diharapkan dapat mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem pada tahun 2029.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.