REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan bahwa pemerintah mendorong pemanfaatan pembiayaan mikro perumahan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melawan praktik rentenir dan meningkatkan kesejahteraan. Pernyataan ini disampaikan Maruarar di Kota Serang, Banten, pada Selasa.
Maruarar menekankan pentingnya skema pembiayaan mikro perumahan yang disediakan oleh PT PNM dan PT SMF sebagai solusi yang lebih aman dan terjangkau, dibandingkan dengan pinjaman berbunga tinggi dari rentenir. “Banyak ibu-ibu yang telah memanfaatkan program ini untuk merenovasi rumah sekaligus membuka usaha,” ujar Maruarar.
Program ini melibatkan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan BP Tapera. Melalui skema ini, masyarakat dapat mengajukan pinjaman untuk perbaikan rumah atau modal usaha dengan tenor panjang dan angsuran ringan.
Kolaborasi untuk Kesejahteraan
Maruarar juga mengapresiasi peran ibu-ibu yang memanfaatkan pembiayaan ini, menyebut mereka sebagai sosok tangguh yang berjuang mandiri. “Tadi kita berikan penghormatan kepada ibu-ibu. Strong woman, ya. Mereka berusaha di rumahnya, direnovasi, dagang di rumah, urus anak, harus cari nafkah juga. Luar biasa,” katanya.
Selain itu, Menteri PKP menyerahkan kunci rumah secara simbolis kepada peserta akad massal KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), termasuk guru dan barista yang bekerja di jaringan ritel. “Angsuran KPR FLPP yang terjangkau selama masa tenor KPR yang panjang memberikan mereka kesempatan untuk memiliki rumah impiannya,” tambahnya.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap program KPR bersubsidi, sebagai bagian dari strategi pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan penguatan ekonomi berbasis keluarga.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.