REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti kebijakan standar ganda dalam hukum internasional saat menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting secara daring pada Senin (8/9) malam. Prabowo menyatakan dukungannya terhadap kerja sama erat di antara negara-negara BRICS di tengah ketidakpastian global.
Dalam konferensi video tersebut, Prabowo menekankan pentingnya keterbukaan dan kerja sama yang erat, sejalan dengan pernyataan Presiden China Xi Jinping yang berbicara lebih dulu. "Saya sepenuhnya mendukung konsep-konsep yang disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Rakyat China yang terhormat," ujar Prabowo.
Prabowo menyoroti praktik standar ganda yang semakin sering muncul di panggung global, di mana negara besar memiliki kewenangan lebih, sementara negara kecil kerap diintimidasi. "Hukum internasional diabaikan setiap hari, di mana negara yang kuat membuat kewenangan, dan negara-negara kecil dengan kekuatan yang lebih kecil diintimidasi," tambahnya.
Prabowo menegaskan bahwa BRICS harus terus berkembang dan Indonesia mendukung inisiatif yang diambil. "Kami mengapresiasi kepemimpinan Presiden Brasil Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan semua negara BRICS," kata Prabowo.
Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah Kepala Negara dan pejabat tinggi, termasuk Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden China Xi Jinping, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan lainnya. Forum ini menjadi sarana pertukaran pandangan terkait perkembangan ekonomi dunia dan kondisi sistem multilateral saat ini.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.