REPUBLIKA.CO.ID, PADANG, – Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, meletus pada Minggu malam, melontarkan abu vulkanik setinggi 1.200 meter di atas puncak. Erupsi ini terjadi pada pukul 20:16 WIB, dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter serta berdurasi sekitar 54 detik, menurut laporan dari Ahmad Rifandi, petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi.

Arah kolom abu yang berwarna kelabu dan memiliki intensitas tebal condong ke arah timur laut. Saat ini, status Gunung Marapi masih berada pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi, salah satunya melarang masyarakat, wisatawan, atau pengunjung untuk melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas, yaitu Kawah Verbeek.

PVMBG juga memperingatkan adanya potensi ancaman lahar dingin, terutama bagi penduduk yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung tersebut. Ancaman ini meningkat terutama saat musim hujan, dan masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan saluran pernapasan saat terjadi hujan abu.

Ancaman Banjir Lahar Dingin

PGA dan PVMBG juga mengingatkan bahwa tumpukan material akibat letusan berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin. Kondisi ini sangat rentan dan berbahaya, terutama saat hujan deras. Kejadian serupa pernah terjadi pada 11 Mei 2024 yang mengakibatkan puluhan korban jiwa.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

Ikuti Whatsapp Channel Republika