Selasa 02 Sep 2025 17:30 WIB

Tak Kenal Pengemudi Ojol yang Bertemu Gibran, Asosiasi: Siapa Orang-Orang Ini? Kapasitas Apa?

Asosiasi ojol tidak menerima undangan untuk hadir dalam pertemuan dengan Wapres.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka bertemu pengemudi ojol Gojek dan Grab di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Ahad (31/8/2025).
Foto: Setwapres
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka bertemu pengemudi ojol Gojek dan Grab di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Ahad (31/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diketahui melakukan dengan para pengemudi ojek online (ojol) pada Ahad (31/8/2025). Pertemuan itu dilakukan untuk mendengarkan aspirasi para pengemudi ojol.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengaku tidak mengenal para perwakilan pengemudi ojol yang diajak bertemu Gibran di Istana Wakil Presiden itu. Ia bahkan mengeklaim bahwa para pengemudi ojol lainnya juga mempertanyakan identitas mereka.

Baca Juga

"Siapa orang-orang ini yang mengaku menggunakan atribut ojek online? Jadi kapasitas mereka sebenarnya bagaimana? Apakah bicara dengan Wakil Presiden mewakili ojol, atau hanya pertemuan pribadi saja?" kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (2/9/2025). 

Ia pun mempertanyakan motif dari pertemuan tersebut. Apalagi, asosiasi ojol tidak menerima undangan untuk hadir dalam pertemuan itu. 

"Itu yang jadi pertanyaan. Apakah hal ini merupakan rekayasa dari Wapres Gibran untuk menarik simpati pengemudi ojek online, atau memang ada orang-orang yang mengaku mewakili pengemudi ojol? Karena kami sebagai asosiasi tidak merasa ada anggota kami yang menghadap Wapres," ujar dia. 

Menurut Igun, undangan pertemuan dengan pejabat negara biasanya akan disampaikan melalui asosiasi. Hal itu dilakukan agar aspirasi yang disampaikan menjadi lebih terarah.

"Bukan asal comot dari pinggir jalan. Aspirasi itu harus ada keterwakilan. Kalau lembaga seperti kami, ada keterwakilan di seluruh Indonesia," kata dia.

Ihwal adanya keraguan soal identitas mereka, menurut Igun, hal itu merupakan hak masyarakat untuk menilai. Yang ia tahu, orang-orang yang menggunakan atribut ojol itu tidak terkonfirmasi sebagai bagian dari asosiasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement