Selasa 02 Sep 2025 03:15 WIB

Kodam XVIII/Kasuari Siagakan 6.300 Prajurit untuk Antisipasi Demo di Manokwari

Kodam XVIII/Kasuari menyiagakan 6.300 prajurit TNI AD untuk mengantisipasi tindakan anarkis saat demo di Manokwari, Papua Barat.

Rep: antara/ Red: antara
Kodam siagakan 6.300 prajurit antisipasi demo anarkis di Manokwari.
Foto: antara
Kodam siagakan 6.300 prajurit antisipasi demo anarkis di Manokwari.

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI, – Kodam XVIII/Kasuari menyiagakan 6.300 prajurit TNI Angkatan Darat untuk mengantisipasi tindakan anarkis saat pelaksanaan demonstrasi di Manokwari, Papua Barat, pada Selasa.

Kepala Staf Kodam XVIII/Kasuari, Brigadir Jenderal TNI Dian Hardiana, di Manokwari, Senin, mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga stabilitas keamanan ibu kota provinsi. "TNI berkomitmen mendukung aparat kepolisian dalam menjaga situasi daerah agar tetap kondusif," kata Hardiana.

Ia menegaskan bahwa pengerahan ribuan pasukan bukan untuk mengekang aspirasi masyarakat, tetapi untuk mencegah tindakan provokatif atau aksi anarkis yang berpotensi merugikan masyarakat luas.

Pengamanan Objek Vital

Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru, telah mengeluarkan instruksi agar prajurit yang terlibat dalam pengamanan disebar ke sejumlah objek vital di Manokwari. "Objek vital yang sudah kami amankan antara lain, Depo Pertamina, perkantoran pemerintah daerah, kantor DPRD, dan lainnya," ujarnya.

Dia menyebut bahwa penyampaian pendapat di muka umum harus mematuhi ketentuan yang diatur melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998, sehingga tidak mengganggu ketertiban umum. Kodam bersama Kepolisian Daerah Papua Barat dan pemerintah daerah terus membangun koordinasi intensif guna memastikan pelaksanaan pola pengamanan unjuk rasa berjalan efektif.

“Demonstrasi itu sah secara hukum, namun harus tertib. Sampaikan secara damai, dan kami aparat bertugas mengawal kegiatan itu," ucap Hardiana.

Imbauan untuk Masyarakat

Dia mengajak seluruh masyarakat di Manokwari tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh dengan penyebaran isu hoaks melalui media sosial yang bermaksud menimbulkan kepanikan publik. Aparat TNI-Polri membutuhkan dukungan dari masyarakat agar pengamanan aksi unjuk rasa dalam menyikapi dinamika sosial politik, berjalan maksimal sesuai dengan ekspektasi bersama.

"Kami berharap masyarakat tetap beraktivitas normal. Jangan terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya," katanya.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement