Kamis 21 Aug 2025 05:45 WIB

Pemprov Sulsel dan PPTI Perkuat Kolaborasi Hadapi TBC

Pemprov Sulsel dan PPTI memperkuat kolaborasi melawan TBC untuk capai eliminasi 2030. Kolaborasi lintas sektor jadi kunci.

Rep: antara/ Red: antara
Pemprov Sulsel dan PPTI perkuat kolaborasi melawan TBC.
Foto: antara
Pemprov Sulsel dan PPTI perkuat kolaborasi melawan TBC.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR, – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Sulsel memperkuat kolaborasi untuk melawan ancaman tuberkulosis (TBC) di wilayah tersebut. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi langkah strategis untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030 sebagaimana diamanatkan oleh Perpres Nomor 67 Tahun 2021.

Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak seperti dunia pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat luas. “Menuju eliminasi TBC 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045, Pemprov Sulsel tidak bisa berjalan sendiri,” ujarnya saat menerima audiensi PPTI Sulsel di Makassar, Kamis.

Data dari Dinas Kesehatan Sulsel menunjukkan bahwa hingga 19 Agustus 2025, capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) TBC baru mencapai 62 persen atau 137.032 jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, namun penemuan kasus masih rendah dengan baru 16.881 kasus (37 persen) dari target 45.472 kasus yang berhasil ditemukan. Ini menandakan tantangan besar masih ada dalam memperluas deteksi dini, terutama di wilayah dengan akses layanan kesehatan yang terbatas.

Jumlah pasien TBC sensitif obat (SO) yang berhasil diobati mencapai 5.167 pasien (84,7 persen), sementara pasien TBC resisten obat (RO) sebanyak 109 pasien (71,2 persen). Angka ini masih di bawah target keberhasilan pengobatan WHO sebesar 90 persen.

Fatmawati menegaskan bahwa TBC bukan sekadar persoalan medis, melainkan masalah sosial yang memerlukan pendekatan komprehensif. “Pengendalian TBC harus dipahami sebagai upaya menjaga ketahanan sosial masyarakat kita. Dengan deteksi dini, pendampingan, dan pengobatan tuntas, kita bisa menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua PPTI Sulsel Riyanti Nazief menyatakan bahwa pihaknya akan memperkuat kapasitas kader di tingkat komunitas agar dapat menjangkau pasien di wilayah yang sulit terlayani fasilitas kesehatan. “PPTI hadir untuk memperkuat gerakan masyarakat melawan TBC. Kami berkomitmen mendampingi pasien sampai sembuh dan mendukung pemerintah dalam memperluas edukasi serta deteksi dini,” jelas Riyanti.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement