REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Bersamaan dengan rencana Israel mencaplok Kota Gaza, bermunculan suara-suara pesimistis di dalam negeri negara Zionis Tersebut. Media Israel mengungkapkan, hampir dua tahun setelah Israel melancarkan genosida di Gaza, gerakan Hamas tetap menjadi kekuatan dominan di Gaza.
Meskipun terjadi kehancuran infrastruktur, pembunuhan terhadap para pemimpin tertinggi dan blokade yang melumpuhkan, Hamas terus memerintah, berperang dan bahkan membayar gaji anggota dan pejuangnya.
Para analis mengatakan ketahanan ini bukanlah suatu kebetulan. Hal ini merupakan hasil dari sebuah organisasi yang telah tertanam kuat dalam masyarakat Gaza, beradaptasi secara militer dan mengembangkan taktik keuangannya untuk bertahan dari salah satu konflik paling intens dalam sejarah modern kawasan tersebut.
“Hamas bukan sekedar sayap militer atau partai politik,” kata Michael Milshtein, ketua Forum Studi Palestina di Moshe Dayan Center dilansir Ynet, Sabtu. "Ini adalah sesuatu yang lebih luas dan mengakar kuat dalam masyarakat Palestina. Selama 20 tahun terakhir, mereka telah membangun hubungan yang kuat melalui pendidikan, amal, masjid, klub pemuda dan asosiasi perempuan."
Milshtein berargumentasi bahwa infrastruktur sosial gerakan ini adalah alasan utama gerakan ini terus mendapatkan dukungan, bahkan setelah perkiraannya kehilangan 25.000 hingga 27.000 anggota, sebagian besar berasal dari sayap militer.
“DNA organisasi mereka dibangun berdasarkan ketahanan dan redundansi,” jelasnya. “Mereka menderita kerugian yang sangat besar, namun mereka memiliki ribuan agen dan pendukung yang siap turun tangan. Mereka masih menjadi kekuatan dominan di Gaza.”
Ihsan Ataya, kepala Departemen Hubungan Arab dan Internasional Jihad Islam Palestina, melihat kekuatan tersebut datang dari komitmen ideologis dan struktur operasional. “Hamas berhasil mempertahankan kendali politik di bawah perang genosida dan kampanye kelaparan,” kata Ataya kepada The Media Line.
“Mereka beroperasi dengan organisasi yang terstruktur dengan ketat dan aparat keamanan yang kuat yang membantu menjaga ketertiban internal – bahkan dalam kondisi paling ekstrem sekalipun.”