REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arif Havas Oegroseno menegaskan, Indonesia tidak bersikap anti-Barat setelah bergabung dengan BRICS. Adapun BRICS adalah organisasi atau kelompok kerja sama ekonomi yang beranggotakan 10 negara, dengan pendirinya adalah Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Kini, Indonesia, Iran, Arab Saudi, hingga Mesir bergabung dalam BRICS.
Havas menjelaskan, India mengutus menteri luar negerinya untuk menghadiri pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS. India juga anggota Quad bersama Jepang, Australia, dan AS. Karena itulah, kata Havas, Indonesia tidak anti-Barat karena Indonesia memiliki hubungan baik dengan India, salah satunya lewat BRICS.
Dia menegaskan, ada hal positif yang diperoleh Indonesia dengan bergabung di BRICS. Salah satunya menyangkut standar minyak nabati yang adil dan berkelanjutan. Selain itu, juga akses perdagangan berpotensi meningkat.
"Dengan BRICS, kita bisa punya satu diskusi mengenai standar yang baru, karena kalau bicara mengenai sustainability, ya ini masalah standar. Di Eropa punya standar yang mereka buat sendiri, kita punya standar sendiri," kata Havas dalam diskusi "Double Check: Buah Muhibbah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional" yang digelar Kantor Komunikasi Kepresidenan di Jakarta Selatan pada Sabtu (19/7/2025).