Kamis 10 Jul 2025 21:39 WIB

BSU yang Hidupkan Harapan: Cerita Pejuang Rupiah dari Kantorpos Bekasi

BSU sangat dinantikan masyarakat.

Warga mengantre di kantor pos untuk mengambil bantuan subsidi upah.
Foto: Antara
Warga mengantre di kantor pos untuk mengambil bantuan subsidi upah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mentari pagi menyeruak masuk dari bingkai jendela menyinari dan menghangatkan vestibule di Kantorpos Bekasi. Di ruangan ini mulai dipenuhi wajah yang penuh harap. Sejak jam operasional dibuka, antrean rapi di kursi yang telah disediakan. Mereka yang datang dari berbagai latar belakang profesi, adalah pekerja di sektor formal yang masuk dalam daftar penerima BSU.

Program BSU 2025 menyasar pekerja atau buruh yang yang bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan yang masuk daftar sebagau penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Baca Juga

Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi para pekerja khususnya pekerja atau karyawan sektor formal, kehadiran negara terasa nyata melalui program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker RI).

Salah satu mitra utama yang mengemban amanah ini adalah PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, yang kembali dipercaya untuk menyalurkan BSU kepada 4,4 juta pekerja di seluruh pelosok tanah air.

Melalui kemitraan strategis ini, PosIND memanfaatkan jaringan Kantorpos yang tersebar di bergagai penjuru nusantara, sebagai titik layanan pembayaran tunai agar dana dapat diterima secara langsung dan tepat sasaran.

Layanan penyaluran BSU ini diselenggarakan di lebih dari 4.300 Kantorpos aktif di seluruh Indonesia, termasuk wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).

Dengan jam operasional yang diperpanjang dan layanan akhir pekan di sejumlah titik, PosIND menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.

Mereka yang Tak Punya Rekening Bank, Andalkan Kantorpos

Tidak semua pekerja informal memiliki akses ke perbankan. Di sinilah kehadiran Kantorpos menjadi krusial dan sangat berarti. Di pojok ruang tunggu, Iis Risalina (29), seorang karyawan laundry, tampak mengusap peluh sambil menunggu namanya dipanggil. Ia datang dari Cikarang Timur bersama dua temannya.Iis menyampaikan rasa leganya saat mengetahui bisa mencairkan BSU tanpa harus punya rekening.

"Saya tahu info BSU dari teman. Saya pikir enggak akan dapat karena kerja saya di tempat kecil. Ternyata nama saya ada. Rezeki banget. Saya mau pakai buat beli beras dan susu anak," ucapnya penuh syukur.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement