REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman secara mengejutkan berkunjung ke Teheran dan bertemu dengan beberapa pejabat Iran. Kunjungan itu dilakukan menjelang pembicaraan putaran kedua antara Washington dan Teheran mengenai program nuklir Iran.
Kunjungan tersebut juga terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi konflik di kawasan jika upaya diplomatik gagal menyelesaikan ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran. Presiden Donald Trump berulang kali mengancam akan mengebom Iran jika negara tersebut tidak mencapai kesepakatan dengan AS mengenai aktivitas terkait nuklirnya.
IRNA pada Kamis melaporkan bahwa pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyambut Khalid bin Salman di Teheran, di mana keduanya membahas prospek hubungan bilateral yang lebih dalam. Kunjungan tersebut, yang menandai isyarat diplomatik yang signifikan, termasuk penyampaian pesan dari Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud kepada Ayatollah Khamenei.
Dalam pertemuan tersebut, Ayatollah Khamenei mencatat bahwa hubungan yang lebih kuat antara Iran dan Arab Saudi akan menguntungkan kepentingan kedua negara. “Hubungan Iran dan Arab Saudi akan menguntungkan kedua negara dan…kedua negara bisa saling melengkapi,” ujarnya.
Menyadari tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan hubungan Teheran-Riyadh, pemimpin Iran tersebut menegaskan perlunya mengesampingkan agenda permusuhan. “Peningkatan hubungan antara Teheran dan Riyadh menghadapi pertentangan,” katanya, seraya menambahkan, “niat bermusuhan harus diatasi,” dan menegaskan bahwa “Iran sepenuhnya siap untuk melakukannya.”

Dia juga merujuk pada kemajuan teknologi dan militer Iran, menyatakan kesiapannya untuk mendukung Arab Saudi di bidang-bidang ini, dan menyerukan saling ketergantungan antara negara-negara tetangga daripada ketergantungan pada kekuatan eksternal. “Lebih baik saudara saling membantu daripada bergantung pada pihak luar,” ujarnya.
Pangeran Khalid, yang memimpin delegasi pejabat tinggi militer, menegaskan komitmen Kerajaan untuk memperluas kerjasama dengan Iran. “Saya berada di Teheran dengan tujuan untuk memperluas hubungan dan kerja sama dengan Iran di semua bidang,” katanya.
Ia menyuarakan optimisme bahwa pertukaran ini akan menghasilkan kemajuan yang berarti. “Saya berharap diskusi yang konstruktif akan mengarah pada hubungan yang lebih kuat antara Arab Saudi dan Republik Islam Iran.”
Pangeran Khalid mengatakan dia menyampaikan pesan dari Raja Salman dari Arab Saudi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei selama pertemuan hari Kamis di Teheran. “Kami membahas hubungan bilateral kami dan topik yang menjadi kepentingan bersama,” tulisnya di X.
“Keyakinan kami adalah bahwa hubungan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi bermanfaat bagi kedua negara,” media pemerintah Iran mengutip ucapan Khamenei dalam pertemuan pada hari Kamis.

Pangeran Khalid juga bertemu dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mohammad Bagheri. “Hubungan antara angkatan bersenjata Saudi dan Iran telah membaik sejak perjanjian Beijing,” kata Bagheri setelah pertemuan tersebut, menurut media pemerintah Iran.
Iran dan Arab Saudi sepakat dalam kesepakatan tahun 2023 yang ditengahi oleh China untuk membangun kembali hubungan setelah bertahun-tahun permusuhan yang mengancam stabilitas dan keamanan di kawasan Teluk dan membantu memicu konflik di Timur Tengah mulai dari Yaman hingga Suriah. Arab Saudi menyatakan menyambut baik perundingan nuklir Iran dengan AS, dan mengatakan pihaknya mendukung upaya untuk menyelesaikan perselisihan regional dan internasional.
Hamidreza Gholamzadeh, seorang analis politik, mengatakan tujuan menteri pertahanan Saudi kemungkinan besar adalah untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi serangan terhadap Iran. “Saudi ingin menyampaikan keprihatinan mereka dan meyakinkan Iran bahwa mereka tidak menyukai… serangan terhadap Iran dan mereka menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Iran,” katanya kepada Aljazirah