Ahad 30 Mar 2025 08:01 WIB

Presiden Prancis Marah Israel Serang Kota Beirut Lebanon

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebut serangan Israel tidak dapat dibenarkan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Michel Euler
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan Israel di Beirut tidak dapat diterima.

"Situasi saat ini tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan kerangka kerja yang telah kami tetapkan," kata Macron dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun di Istana Elysee, Jumat (28/3).

Baca Juga

Ia mengatakan serangan dan "kegagalan untuk menghormati gencatan senjata" merupakan "tindakan sepihak" yang melanggar komitmen sebelumnya.

"Kemajuan yang sedang berlangsung harus terus berlanjut, dan semua pihak harus menghormati komitmen mereka untuk menghindari membahayakan pencapaian sejauh ini," katanya.

Karena itu, Macron mendesak Israel untuk segera menarik diri dari wilayah Lebanon.

Dia pun mengatakan Prancis akan terus mendorong langkah-langkah konkret dan realistis yang dapat berhasil bagi Lebanon dan Israel jika kedua pihak sepakat untuk berunding tentang solusi yang diusulkan.

Macron mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk mengatasi situasi tersebut.

“Amerika Serikat memiliki pengaruh paling besar karena Israel bergantung pada AS untuk peralatan militer yang diperlukan untuk operasinya yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya AS dapat memberikan tekanan khusus, yang persis seperti yang kami harapkan dari presiden Amerika,” katanya.

Macron juga mengumumkan rencana untuk menyiapkan paket bantuan keuangan guna mendukung rekonstruksi Lebanon.

“Setelah reformasi kelembagaan dan ekonomi yang diluncurkan oleh pemerintah Lebanon berlangsung, kami akan menyelenggarakan konferensi internasional baru di Paris, pada waktu yang tepat, untuk mendukung pemulihan Lebanon,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement