Selasa 25 Mar 2025 18:59 WIB

Perjuangan Mahasiswa UBSI Hadapi Tantangan 'Bangkit 2024', Kuliah dan Magang Sekaligus

Program Bangkit berlangsung selama 4 bulan.

Denny Irawan, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) bersama timnya mengerjakan Capstone Project dari Bizzagi, sebuah perusahaan teknologi bisnis.
Foto: ubsi
Denny Irawan, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) bersama timnya mengerjakan Capstone Project dari Bizzagi, sebuah perusahaan teknologi bisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Empat bulan penuh tantangan dan pembelajaran telah dilalui Denny Irawan, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Solo dalam program Bangkit 2024. Program yang diselenggarakan oleh Yayasan Dicoding Indonesia ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan industri yang relevan.

Perjalanan Denny di Bangkit dimulai pada 12 September 2024, saat National Onboarding Magang dan Studi Independen Bersertifikat Angkatan 7 digelar. Bulan pertama menjadi ujian adaptasi. Denny harus mempelajari teknologi yang belum pernah ia dalami sebelumnya, seperti Google Cloud Platform (GCP) dan berbagai teknologi cloud computing lainnya.

Dengan materi yang padat, ia sempat merasa kewalahan. Namun, sistem pembelajaran yang terstruktur serta dukungan dari mentor dan rekan-rekan di program ini membantunya bertahan.

“Tantangan terbesar di awal adalah membiasakan diri dengan cara belajar yang lebih cepat dan langsung ke praktik. Saya harus banyak eksplorasi sendiri di luar sesi kelas,” ceritanya, kepada media pada Selasa (25/3/2025).

Belajar Manajemen Waktu Hingga Komunikasi

Seiring berjalannya program, tantangan berikutnya muncul yakni manajemen waktu. Denny harus membagi fokus antara kuliah di UBSI, magang di kampus, serta proyek dari Bangkit yang cukup kompleks.

“Saya sempat kewalahan, terutama saat jadwal kuliah, tugas-tugas Bangkit, dan tanggung jawab magang saling bertumpuk,” katanya.

Untuk mengatasinya, ia mulai menggunakan Google Calendar dan Notion untuk menyusun jadwal serta menerapkan metode time blocking agar lebih fokus dalam menyelesaikan satu tugas dalam satu waktu. Strategi ini membantunya tetap produktif tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.

Selain itu, ia juga harus belajar berkomunikasi dalam tim lintas disiplin yang terdiri dari mahasiswa dengan latar belakang teknologi, bisnis, dan desain produk. Proses ini memperkaya pemahamannya tentang pentingnya kerja sama dan manajemen proyek dalam dunia profesional.

Kembangkan Project SEO Audit

Pada bulan terakhir, Denny bersama timnya mengerjakan Capstone Project dari Bizzagi, sebuah perusahaan teknologi bisnis. Mereka mengembangkan SEO Audit Optimization, aplikasi berbasis web yang memanfaatkan Large Language Model (LLM).

Sebagai Cloud Engineer, Cloud Architect, dan Backend Developer, Denny menghadapi berbagai tantangan teknis, mulai dari menyesuaikan workflow proyek akibat revisi kebutuhan stakeholder, hingga mengatasi keterbatasan kredit API untuk scraping data.

“Ini adalah fase yang paling menantang, karena harus cepat beradaptasi dengan perubahan dan mencari solusi atas keterbatasan yang ada. Tapi, kerja sama tim yang solid dan bimbingan mentor membuat kami bisa menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang memuaskan,” kata Denny.

Selain proyek utama, Bangkit juga membuka banyak peluang bagi Denny. Ia berkesempatan mengikuti kelas daring terkait pengembangan aplikasi dan manajemen proyek, mendapatkan sertifikasi kompetensi dari Dicoding, Google Cloud Skill Boost, dan Coursera, hingga menjadi Peer Tutor dalam Study Group.

“Bangkit adalah jembatan antara teori yang saya pelajari di kampus dan praktik di dunia nyata. Program ini benar-benar mengubah cara pandang saya tentang industri teknologi,” kata Denny.

Denny berharap pengalamannya dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru. Sebab, menurutnya, kesempatan terbaik untuk berkembang adalah saat kita berani menghadapi hal-hal yang belum pernah kita coba sebelumnya. UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif, sangat mendukung tumbuh kembang mahasiswanya, terutama bagi mereka yang punya mimpi besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement