REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Sepak Bola Bahrain sempat meminta kepada AFC untuk memindahkan lokasi pertandingan lawan Indonesia pada laga kedelapan Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Bahrain ingin laga digelar di luar Indonesia.
Alasan yang diungkapkan karena faktor keamanan. Ini menyusul serangan netizen Indonesia kepada sejumlah pemain Bahrain dan federasi selepas pertemuan pertama pada bulan Oktober, tahun lalu. Saat itu pertandingan berakhir imbang 2-2.
Netizen Indonesia menganggap timnas Indonesia banyak dirugikan keputusan wasit. Selepas laga, netizen Indonesia mempiaskan kemarahan di dunia maya.
AFC menolak permintaan itu. Laga tetap digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Setelah timnas Bahrain tiba di Tanah Air, justru pujian yang disampaikan tim Bahrain terhadap keramahan masyarakat Indonesia serta pelayanan yang baik dari PSSI. Mereka nyaman dan aman selama di Tanah Air.
"Saya bisa mengucapkan terima kasih kepada PSSI untuk keramahtamahan yang baik di sini untuk kepada kami. Juga terima kasih kepada orang Indonesia yang membuat atmosfer yang sangat menakjubkan dengan kami di hotel, stadion, jurnalis, semuanya baik-baik saja," ujar pelatih Bahrain Dragan Talajic.
Ia menilai perlakuan netizen itu bukan gambaran orang Indonesia sebenarnya. "Saya tahu Anda orang yang baik. dan kami sangat menikmati waktu kami di sini dan Insya Allah besok setelah pertandingan juga kami akan menikmati," kata pelatih asal Sarajevo ini.
Kiper Bahrain yang banyak diserang Ebrahim Lutalla menambahkan, "Ketika kami datang ke Indonesia, kami memiliki pengalaman yang luar biasa dan semua orang menyambut kami. Orang Indonesia sangat baik dengan kami di Jakarta."
"Kami tahu Indonesia adalah negara besar dan memiliki populasi yang sangat banyak. Jadi, tentu saja, mungkin ada beberapa orang yang berbeda. Sebagian besar orang Indonesia menyambut kami di Jakarta," ungkap Ebrahim.