Kamis 20 Mar 2025 09:14 WIB

Ini Sosok Imamoglu, Wali Kota Istanbul Ancaman Terbesar Erdogan

Imamoglu ditangkap oleh jaksa dengan tuduh kasus korupsi dan mendukung kelompok teror

Pendukung kandidat wali kota Istanbul dari partai oposisi Turki Republican Peoples Partys (CHP), Ekrem Imamoglu.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Pendukung kandidat wali kota Istanbul dari partai oposisi Turki Republican Peoples Partys (CHP), Ekrem Imamoglu.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ekrem Imamoglu, wali kota Istanbul menjadi perbincangan hangat di Turki. Ia ditangkap oleh aparat dengan berbagai tuduhan, termasuk dugaan dukungan terhadap kelompok teroris. 

Seperti dilansir laman AP, Imamoglu merupakan tokoh populer, tengah menikmati masa kejayaan. Ia merupakan satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan partai berkuasa Recep Tayyip Erdogan dalam bukan hanya satu, tetapi tiga pemilihan lokal.

Baca Juga

Pada Rabu dini hari, puluhan petugas polisi menggerebek kediamannya dan menahannya untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan korupsi dan hubungan teror.

Banyak yang melihat penangkapan tersebut sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk melemahkan sang wali kota dan menyingkirkannya dalam pertarungan Pilpres selanjutnya. Ia disebut-sebut menjadi kandidat cukup kuat untuk melawan Erdogan.

Penangkapan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang rasa keadilan jelang masa pemilihan. 

Lantas siapa sosok Imamoglu? 

Ketika pengusaha berusia 53 tahun itu dipilih untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Istanbul, kota terbesar dan pusat ekonomi Turki pada tahun 2019, banyak yang skeptis dan tidak mengenalnya.

Namun mantan pemimpin Partai Rakyat Republik yang pro-sekuler, atau CHP, meyakinkan para kritikus bahwa begitu orang-orang mengenalnya, pesonanya akan bergema di hati para pemilih.

Imamoglu memenangi pemilihan umum, memberikan pukulan bersejarah bagi Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin presiden dan telah menguasai Istanbul selama seperempat abad.

Kekalahan di Istanbul merupakan kemunduran yang signifikan bagi Erdogan yang telah memulai karier politiknya sebagai wali kota kota metropolitan berpenduduk 16 juta jiwa itu.

Imamoglu hanya dapat menjabat sebagai wali kota selama 18 hari sebelum hasil pemilihan umum dibatalkan dan mandatnya dicabut karena dugaan kecurangan pemilu.

Tantangan tersebut mengakibatkan pemilihan umum diulang beberapa bulan kemudian, yang juga dimenangkan oleh Imamoglu - dengan margin yang lebih besar.

Dalam wawancara dengan The Associated Press saat itu, Imamoglu mengatakan: “Saya yakin masyarakat Istanbul akan memberikan tanggapan yang diperlukan terhadap ketidakadilan ini di tempat pemungutan suara sebagai hasil dari kepercayaan mereka pada demokrasi. Dan jika Tuhan berkehendak, pemenangnya adalah Istanbul dan demokrasi.”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement