REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, publik diramaikan dengan isu seputar Letkol Teddy Indra Wijaya yang menjabat Sekretaris Kabinet dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pengangkatan Teddy Indra Wijaya, yang sebelumnya dikenal dengan panggilan “Mayor Teddy” sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) sempat menuai pertanyaan karena Teddy merupakan prajurit TNI aktif.
Ditambah lagi, beberapa cuplikan media seolah memojokkan gestur Letkol Teddy yang kemudian ditangkap publik sebagai tindakan yang terlalu protektif bahkan kurang ramah saat mengawal presiden.
Menanggapi hal ini, Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan menilai Letkol Teddy adalah sosok anak muda yang bukan hanya patriotis tetapi berprestasi dan teruji loyalitasnya kepada negara di bawah kepemimpinan dua presiden.
"Letkol Teddy contoh nyata bagaimana orang muda bisa muncul dan menjadi pemimpin dengan rekam jejak teruji. Menurut saya, amanah yang diemban Letkol Teddy adalah tugas yang sangat berat dan mulia,” ungkapnya dalam keterangan Rabu (19/3/2025).
Sebagai Seskab yang juga sebelumnya menjabat sebagi ajudan Bapak Prabowo saat bertugas sebagai Menteri Pertahanan, ia melihat langsung bagaimana Teddy berdedikasi tinggi dan siap pasang badan. ‘’Bahkan jika taruhannya adalah nyawa sekalipun,” ucap Ketua Umum PB HMI periode 2013–2015 ini.
Arief yang sudah lebih dari dua dekade mendedikasikan dirinya untuk membangun kapasitas orang muda serta memperjuangkan kebijakan terkait kepemudaan di Indonesia menilai, sudah saatnya orang muda ada di arena, bukan hanya di bangku penonton.
“Menjaga orang nomor satu di Republik Indonesia tentu bukan tanggung jawab yang mudah dan Letkol Teddy dengan ikhlas serta penuh amanah menjalankannya," jelas Arief lagi.
Lebih lanjut, Arief menyampaikan, “Bukan hanya Letkol Teddy ya. Alhamdullilah, hari ini kita menyaksikan banyak sekali orang muda yang dilibatkan dan diberi amanah di dalam kabinet dan di lingkaran Bapak Prabowo dalam kapasitas sebagai Presiden.”
Namun, di tengah banyak orang muda yang semakin berprestasi dan berkontribusi bagi negeri, Arief menilai masih ada tantangan besar yang menjadi pekerjaan rumah bersama.
"Bangsa ini belum sepenuhnya ikhlas menerima semakin banyak anak muda yang berkontribusi. Padahal, sejak dulu, orang muda adalah penggerak sejarah. Sebagai salah satu contoh, sosok Jendral Soedirman,’’ ujar Arief.
Menurut Arief, yang sebelumnya tergabung dalam Tim Nasional Pelayanan Kepemudaan di bawah Kemenpora, Soedirman bukan orang muda biasa, bisa menjadi Panglima TNI di usia 29 tahun dan berjasa luar biasa bagi bangsa. Seharusnya, semakin banyak ruang diberikan kepada mereka untuk terus berbuat bagi bangsa.
"Kita membutuhkan lebih banyak sosok seperti Letkol Teddy—pemimpin yang tidak melihat potensi pemuda dari kejauhan, tetapi seperti semangat Presiden Prabowo sendiri, Letkol Teddy juga mendorong orang muda lainnya untuk maju dan tumbuh sebagai pemimpin," tutup Arief.